BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah
satu upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan optimal adalah dengan menurunkan
angka kematian ibu (AKI). Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan
bersalin merupakan suatu masalah di negara berkembang. Salah satu penyakit
sistem reproduksi wanita sejenis tumor yang paling sering ditemukan adalah
mioma uteri.
Kasus mioma uteri sering terjadi pada wanita berumur 25tahun .Mioma uteri belum
pernah dilaporkan terjadi sebelum menarche. Setelah menopause hanya kira-kira
10% mioma yang masih bertumbuh. Sebagian besar kasus mioma uteri adalah
tanpa gejala, sehinggakebanyakan penderita tidak menyadari adanya kelainan pada
uterusnya.Diperkirakan hanya 20%-50% yang menimbulkan gejala. Biasanya penyakit
ini ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaaan rutin atau saat sedang melakukan
medical check up tahunan.
Mioma
dapat bervariasi dalam ukuran dan jumlahnya, mulai dari beberapa gram sampai
mencapai lebih 45 kg serta jumlahnya bisa tunggal atau lebih dari satu. Mioma
merupakan penyebab gangguan kesuburan dan sebagai salah satu penyebab
diangkatnya rahim seorang wanita. Mioma
cenderung membesar ketika hamil dan mengecil ketika menopause. Apabila
pertumbuhan mioma semakin membesar setelah menopause maka kecurigaan ke arah
keganasan harus dipikirkan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini
yaitu agar kita mengetahui pengertian dari mioma uteri, klasifikasi, etiologi ,
gejala, penyebab dan penanganannya sehingga kita dapat memberikan pelayanan
yang profesional dan berkualitas.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Pengertian Mioma Uteri
1. Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim
dengan berbagai komposisi jaringan
ikat , dengan nama lain leimioma uteri dan fibroma uteri. ( Manuaba, 2001 )
2. Mioma uteri adalah tumor jinak dari otot-otot
rahim. (Sastrawinata, 2005 ).
B. Etiologi
Pada dasarnya penyebab myoma uteri ini belum
diketahui secara pasti . Namun dari perkiraan sementara, penyebabnya yaitu
adanya sel-sel otot miometrium yang belum matang (immature). Perkiraan lainnya
yaitu ada hubungannya dengan pengaruh estrogen. Pada jaringan mioma
jumlah reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan
(miometrium) sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat
pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya
sesudah menopause (mengecil pada pascamenopause). Tumor yang ada dalam rahim
dapat tumbuh lebih dari satu, teraba seperti kenyal, bentuknya bulat dan
berbenjol-benjol sesuai ukuran tumor. Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa
gram saja, namun bisa juga mencapai 5 kilogram atau lebih.
C. Patofisiologi
Mioma
merupakan monoclonal dengan tiap tumor merupakan hasil dari penggandaan satu sel otot. Etiologi yang diajukan termasuk di
dalamnya perkembangan dari sel otot uterus atau
arteri pada uterus, dari transformasimetaplastik sel jaringan ikat, dan
dari sel-sel embrionik sisa yang persisten. Penelitianterbaru telah mengidentifikasi sejumlah kecil gen yang mengalami mutasi
pada jaringan ikat tapi tidak
pada sel miometrial normal. Penelitian menunjukkan bahwa pada 40%
penderita ditemukan aberasi kromosom yaitu t(12;14)(q15;q24).Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell Nest atau
teori genioblast.Percobaan Lipschultz
yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyatamenimbulkan tumor
fibromatosa baik pada permukaan maupun pada tempat laindalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah
dengan pemberian preparat progesteron atau testoster. Pemberian agonis
GnRH dalam waktu lama sehinggaterjadi
hipoestrogenik dapat mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan
respon mediasi oleh estrogenterhadap reseptor dan faktor pertumbuhan
lain. Terdapat bukti peningkatan produksireseptor progesteron, faktor
pertumbuhan epidermal dan insulin like growth factor 1yang distimulasi oleh
estrogen. Anderson dkk, telah mendemonstrasikan munculnyagen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak
pada mioma daripada miometriumnormal dan mungkin penting pada perkembangan
mioma. Namun bukti-bukti masihkurang meyakinkan karena tumor ini tidak
mengalami regresi yang bermakna setelahmenopause sebagaimana yang disangka.
Lebih daripada itu tumor ini kadang-kadang berkembang setelah menopause
bahkan setelah ooforektomi bilateral pada usia dini.
D. Tanda Dan Gejala
Gejala yang dapat muncul adalah :
1. Perdarahan
2. Rasa nyeri
3. Inkontinensia uri
4. Obstipasi
5. Akut abdomen
6. Asites
7. Polisitemia
Gejala yang dapat muncul adalah :
1. Perdarahan
2. Rasa nyeri
3. Inkontinensia uri
4. Obstipasi
5. Akut abdomen
6. Asites
7. Polisitemia
E. Pengaruh Mioma Pada Kehamilan Dan
Persalinan
1.
Mengurangi wanita menjadi hamil.
2.
Kemungkinan abortus
3.
Kelainan letak janindalam rahim terutama pada mioma yang besar.
4.
Menghalangi lahirnya bayi terutama pada mioma yang letaknya
diserviks.
5.
Inersia uteri dan atonia uteri terutama pada mioma yang letaknya
di dalam dinding rahim.
6. Mempersulit
lepasnya plasenta.
F. Pengaruh Persalinan Dan Kehamilan Pada
Mioma uteri
1.
Tumor berkembang lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi dan
edema terutama dalam bulan-bulan pertama kehamilan .
2.
Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan dapat berubah bentuk dan
mudah terjadi gangguan sirkulasi didalamnya. Sehingga terjadi perdarahan dan
nekrosis terutama ditengah tengah tumor.
3. Mioma uteri
subserosum yang bertangkai dapat mengalami putaran tangkai akibat desakan
uterus yang makin lama makin membesar.
G.
Klasifikasi
Klasifikasi Mioma uteri berdasarkan lokasi dan letak :
Klasifikasi Mioma uteri berdasarkan lokasi dan letak :
1. Menurut
Lokasi :
a) Fundus uteri 85 – 90%
b) Korpus uteri 85 – 90%
c) Serviks 5 – 10%
a) Fundus uteri 85 – 90%
b) Korpus uteri 85 – 90%
c) Serviks 5 – 10%
2. Menurut
letaknya, mioma uteri dibagi menjadi :
a) Mioma Uteri
Subserosa
Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum dan disebut sebagai mioma intraligamenter. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai suatu massa. Perlengketan dengan usus, omentum atau mesenterium di sekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai jenis parasitik.
Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum dan disebut sebagai mioma intraligamenter. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai suatu massa. Perlengketan dengan usus, omentum atau mesenterium di sekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai jenis parasitik.
b) Mioma
Uteri Intramural
Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Biasanya multipel apabila masih kecil tidak merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah. Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma subserosa dan kadang-kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan).
Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Biasanya multipel apabila masih kecil tidak merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah. Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma subserosa dan kadang-kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan).
c) Mioma
Uteri Submukosa
Terletak di bawah endometrium. Dapat pula bertangkai maupun tidak. Mioma bertangkai dapat menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada keadaan ini mudah terjadi torsi atau infeksi. Tumor ini memperluas permukaan ruangan rahim.
Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih penting dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun intramural walaupun ditemukan cukup besar tetapi sering kali memberikan keluhan yang tidak berarti. Sebaliknya pada jenis submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit untuk dihentikan sehingga sebagai terapinya dilakukan histerektomi.
Terletak di bawah endometrium. Dapat pula bertangkai maupun tidak. Mioma bertangkai dapat menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada keadaan ini mudah terjadi torsi atau infeksi. Tumor ini memperluas permukaan ruangan rahim.
Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih penting dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun intramural walaupun ditemukan cukup besar tetapi sering kali memberikan keluhan yang tidak berarti. Sebaliknya pada jenis submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit untuk dihentikan sehingga sebagai terapinya dilakukan histerektomi.
Gambar
mioma uteri
H. Penanganan
Adapun penanganan yang dapat dilakukan pada
kasus mioma uteri adalah :
- Pemeriksaan berkala dengan menggunakan USG
Tidak ada ukuran standar kapan
mioma harus diterapi. Mioma besar tanpa gejala dan tidak mengarah ke keganasan
tidak perlu diterapi. Pemeriksaan fisik dan USG harus diulangi setiap 6-8
minggu untuk mengawasi pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah. Apabila
pertumbuhan stabil maka pasien diobservasi setiap 3-4 bulan.
- Terapi hormonal
Dapat menggunakan progestin atau
Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) yang memberikan efek mengurangi produksi
estrogen dari indung telur. Terapi ini memiliki hasil memuaskan untuk
mengurangi ukuran mioma. Efek terapi baru terlihat setelah 3 bulan. Namun
terapi ini menyebabkan gejala menopause seperti rasa panas di sekitar leher,
perubahan emosi serta vagina menjadi kering.Terapi Obat Pil KB yang rendah
estrogen dapat digunakan untuk mengendalikan perdarahan haid yang berat akibat
mioma.
- Tindakan operasi
Indikasi tindakan pembedahan pada pasien mioma uteri adalah bila terjadi perdarahan rahim yang berlanjut walaupun sudah di terapi dengan obat konservatif, curiga adanya keganasan, pertumbuhan mioma pada masa menopause, gangguan kesuburan, nyeri dan penekanan yang sangat menganggu, gangguan berkemih dan anemia akibat perdarahan yang terus menerus.
Tindakan operasi yang dapat
dilakukan adalah :
a)
Miomektomi
(operasi pengambilan mioma uteri)
Dipertimbangkan apabila seorang wanita masih
berusia muda atau masih ingin memiliki anak lagi. Setelah miomektomi, pasien
disarankan untuk menunda kehamilan selama 4-6 bulan karena rahim masih dalam
keadaan rapuh setelah dioperasi. Komplikasi dari miomektomi berupa risiko
perdarahan harus dipertimbangkan. Kemungkinan untuk pertumbuhan mioma lagi
setelah miomektomi berkisar 20-25% pasien.
b)
Histerektomi (operasi pengangkatan
rahim)
Pengangkatan rahim keseluruhan yang dipertimbangkan pada wanita
yang sudah tidak menginginkan anak lagi, pertumbuhan mioma yang berulang
setelah miomektomi dan nyeri hebat yang tidak sembuh dengan terapi. Dengan bekembangnya
teknik dan alat kedokteran maka tindakan pembedahan dapat dilakukan dengan
laparoskopi. Prosedur operasi dengan laparaskopi dapat berupa miolisis.
Miolisis adalah prosedur operasi yang minimal dengan jalan menghantarkan sumber
energi yang berasal dari laser berupa neodymium ke jaringan mioma, dimana akan
menimbulkan koagulasi dan kematian sel di dalam miomaDengan laparoskopi, sebuah
teleskop tipis dan panjang yang dilengkapi lampu dan kamera video dimasukkan
melalui tusukan kecil di bawah pusar digunakan untuk melihat dan menghilangkan
mioma. Dengan teknik ini luka operasi akan cepat pulih dan hanya meninggalkan
sedikit luka parut bekas operasi. Namun teknik ini merupakan pilihan bilamana
ukuran mioma masih kecil (5-6 cm). Bilamana mioma cukup besar, terlebih dulu
digunakan pengobatan hormone dengan agonis GnRH untuk mengecilkan ukuran mioma.
Setelah ukuran mioma mengecil baru dilakukan tindakan laparoskopi.
c)
Intervensi radiologi Berupa
tindakan Embolisasi Mioma,Tindakan tanpa pembedahan ini merupakan pilihan lain
bagi beberapa wanita yang ingin menghindari pembedahan. Tindakan ini dirancang
untuk mengecilkan mioma dengan memotong aliran darah yang ke arah mioma.
Pada tindakan ini, dokter radiologis menggunakan gambar sinar-X untuk
mengarahkan pipa tipis (kateter) pada mioma dan kemudian memasukkan
partikel kecil atau gelatin melalui kateter untuk menyumbat aliran darah di
dalam mioma. Tanpa aliran darah, diharapkan mioma akan mengecil dan hilang.
ASUHAN
KEBIDANAN NY “I” DENGAN MIOMA UTERI
SUBSEROSA
DI RUMAH SAKIT UMUM “ z “
TGL
18 s.d 20 SEPTEMBER 2012
Tanggal Masuk : 18 september 2012
No Register : 000034521
Tempat :
Bangsal Cempaka
Tanggal/ Waktu Pengkajian
: 18 september 2012
/ jam 10.00 wita
Identitas
Pasien
1. Nama : Ny “I” / Tn “S”
2. Umur : 30 thn / 32 thn
3. Nikah : 1X / 1X
4. Suku/Bangsa : Mandar / Indonesia
5. Agama : Islam / islam
6. Pendidikan :
SMA / SMA
7. Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
8. Alamat : Jl Manggis Sudiang
A.Data
Subjektif
1. Alasan masuk rumah sakit : Ibu merasa perutnya
membesar seperti hamil, ibu merasa nyeri dan mengeluh sering keluar darah
sedikit-sedikit dari kemaluan .
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : Ibu merasakan ada benjolan di perut bagian
bawah dan pengeluaran darah saat
menstruasi lebih banyak dari sebelumnya sejak setahun yang lalu.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga : Dalam keluarga
ada riwayat mioma uteri.
4. Riwayat Menstruasi
Menarche umur : 13 thn
Teratur / tidak : teratur
Siklus : 28-30 hari
Banyaknya : 4-6 kali ganti pembalut
Lama haid : 7-8 hari.
5. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu :
ibu pernah hamil 5x dan melahirkan 5x
6. Riwayat KB : Ibu pernah menggunakan KB
hormonal selama 5 tahun
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – hari
a. Pola makan : makan 3X sehari, porsi sedang
dengan nasi , lauk pauk, sayur dan buah. Minum 8 gelas perhari.
b. Pola eliminasi :
1) Frekuensi : BAB 1X sehari / BAK 6-7X perhari.
2) Warna :
Kuning / Kuning jernih
3) Bau : Khas / Khas
4) Konsistensi
: Lunak / Cair
c. Pola aktifitas : bekerja sebagai IRT, tidur
siang 2 jam, tidur malam 8 jam
d. Personal Higiene : mandi 2x sehari, gosok gigi
3X sehari. Keramas 1X 1 minggu
8. Data
Psiko , social, spiritual dan ekonomi : Ibu takut dioperasi , Hubungan ibu
dengan suami dan anggota keluarga lain baik, ibu yakin penyakitnya dapat
disembuhkan, biaya pengobatan ditanggung suami.
B. Data
Obyektif
1.Keadaan
umum : baik
2. Kesadaran
: compos mentis
3. TTV
: TD : 110/80 mmHg
N :
70X/ i
P
: 20X/i S : 36,5
C
4. Pemeriksaan fisik :
a. Kepala : kulit kepala bersih, rambut tidak
rontok, wajah tidak udem, konjungtiva merah muda, sclera putih, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe dan tiroid.
b. Dada : payudara simetris , bersih dan tidak
terdapat benjolan.
c. Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, teraba
benjolan dengan bentuk tidak teratur sebesar telapak tangan.
d. Ekstremitas : udem dan varises tidak ada.
e. Genetalia : Perdarahan (+)
5. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeculo : vulva uretra tenang, portio
utuh,tidak ada tumor dari portio.
b. VT : vulva uretra tenang, portio tidak ada
nyeri goyang, uterus membesar, parametrium kanan dan kiri tidak ada nyeri tekan.
6. Data Penunjang
a. EKG : dalam batas normal
b. Rongent foto : cord an pulmo dalam batas
normal
c. USG : mioma ukuran subserosa 11X8X12cm
d. Pemeriksaan laboratorium :
1) HB : 10,5 gr%
2) PPT : 11,3
3) HCT : 339
4) RBC : 4,83
5) WBC : 8,2
6) PLT : 7,8
7) APTT : 35,9
8) SGOT : 26.00
9) SGPT : 24
10) Gol darah : AB
C.Assesment
Mioma uteri
subserosa dan cemas terhadap tindakan operasi.
Dengan potensial masalah terjadi
anemia berat dan torsi mioma, Tindakan segera lakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian dosis
obat.
D.Planning
Tgl 18 september 2012 , jam 11.00 wita
1) Observasi keadaan umum dan TTV pasien
Ku ibu baik,
TD = 120/80mmHg, suhu = 36
, nadi = 84x/I,
pernafasan = 20x/i
2) Memberi informasi tindakan operasi sebagai penanganan
terhadap penyakitnya
Pasien
mengerti dan operasi akan dilaksanakan
tgl 19 september 2012.
3) Menyiapkan inform consent
Keluarga telah
memberikan persetujuan dan tanda tangan
4) Memberi dukungan mental pasien
Pasien
tampak lebih tenang.
5) Melakukan tindakan persiapan operasi dan premedikasi
Ibu berpuasa
mulai pukul 02.00 wita, pemberian diazepam 5 mg jam 22.00 wita
6) Melakukan skin test ceftriakson
Ibu tidak
alergi ceftriakson
7) Menyiapkan donor darah
Tersedia
donor darah golongan AB
8) Mendampingi pasien ke kamar operasi dan
diserahkan pada tim operasi
Ibu diantar ke
kamar operasi tgl 9 september 2012 pukul 08.00 wita bersama keluarga
CATATAN
PERKEMBANGAN
Data Perkembangan 1 ,Tgl 18 september 2012
A.Data Subjektif
Ibu merasa pusing
B. Data Objektif
1.
KU : Lemah
2.
Kesadaran : delirium
3.
Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHG Pernapasan : 20x/i
N
: 84x / I Suhu :
36,7
c
4.Terpasang infus ringer laktat 20 tts/i botol
ke 2
5.Terpasang selang kateter
C. Assesment
Post operasi mioktomi dengan masalah efek samping narkose
D.Planning
1) Mengobservasi TTV pasien
TD = 110/70
mmHg, N = 84x/I, P = 18x/I, S = 36,7
2) Kolaborasi dengan dokter pemberian injeksi
Ketorolac
inj 30mg, ceftriakson 1 gr, alinamin f 1 ampul
3) Menjelaskan pada keluarga agar tidak
memberikan makan dan minum sampai pasien flatus
Keluarga
mengerti dengan penjelasan
4) Mengobservasi pemberian infuse
Infus lancar
20 tts/i
5) Menciptakan lingkungan yang tenang
Pasien dapat
beristirahat
Catatn Perkembangan 2 , tgl :
19-9-2012
A.Data SUBjektif
Pasien mengatakan belum flatus
B.Data Objektif
1. KU : Baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital : TD : 120/80mmHg Pernapasan : 20x/i
Nadi
: 80x/I Suhu : 36,2
4.Terpasang infuse dekstrose 5% 20 tts/I cairan ke 3
5. Terpasang kateter
6. Peristaltik usus terdengar (+) , masih lemah
7. Terdapat luka bekas operasi tertutup verban
8. HB post OP 8,2gr%
C. Assesment
Post OP mioktomi hati ke 1
D.Planning
1) Mengobservasi TTV
TD = 110
mmHg, N = 80x/I, S = 37
, P = 20/i
2) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
Ketorolag
inj 30 mg, ceftriakson 1 gr, alinamin f 1 ampul
3) Penuhi personal hygiene
Pasien
tampak nyaman
4) Memotifasi os untuk mobilisasi miring kanan
dan kiri
Pasien flatus
pukul 15.00 kemudian diberi minum sedikit2.
BAB
II
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Pengaruh kehamilan dan persalinan pada mioma
uteri : Menurut, hasil pemantauan ultrasonografik
kemungkinan akurat pertumbuhan mioma tidak dapat dibuat, meningkatnya
vaskularisasi dan estrogen menyebabkan pembesaran dan pelunakan mioma,
mengalami degradasi, terjadi torosi dan infeksi.
2. Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan :
subfertil – fertile, abortus, kelainan letak janin, distorsi tumor, insersia
uteri kala I dan II, anatonia uteri dan lain-lain.
3. Menurut letaknya, mioma terdiri dari :
submukosum, interstisila, subserosum, intaligamenter, servikal, leiomyoma
tosis.
4. Gejala primer : perdarahan abnormal, nyeri
abdomen, gejala dan tanda penekanan, abortus spontan, nyeri panggul.
Gejala Sekunder : anemia, lemah, pusing, sesak nafas.
5. Penatalaksanaan : Konservatif, radioterapi,
myomektomi, hysterektomi.
B.
Saran
1. Diharapkan pembaca dan mahasiswa
kebidanan dapat belajar mengambil
keputusan yang tepat (dalam hal ini
rujukan) sehingga tidak terlambat untuk tindakan selanjutnya.
2. Dalam
pembuatan makalah ini penyusun menyadari masih banyak terdapat kekurangan .
Oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari pembaca sangat
kami harapkan demi melengkapi kekurangan dalam makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Bagian Obstetri & Genekologi Fakultass
Kedokteran Universitas Padjajaran. 2005. Obstetri Patologi.Jakarta ; EGC
Wiknjosastro,
Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan.
Jakarta: YBP – SP.
http://www.republika.co.id
http://www.wartamedika.com
http://www.stistemada.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar