Rabu, 21 November 2012

EKSTRAKSI VAKUM + ASKEB


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
           
Di dalam Rencana Strategi Nasional Making Pregnancy Safer di Indonesia 2001-2010 disebut bahwa dalam Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010, Making Pregnancy Safer mempunyai misi dan visi untuk mencapai Indonesia sehat 2010. Visi Making Pregnancy Safer adalah semua perempuan di Indosenia dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan bayi dilahikan hidup sehat. Sedangkan misinya adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir melalui pemantapan sistem kesehatan untuk menjamin ASKES terhadap intervensi yang cost-effective berdasarkan bukti ilmiah yang berkualitas, memberdayakan wanita, keluarga dan masyarakat dan mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang lestari sebagai suatu prioritas dalam program pembangunan nasional. Dan tujuan Making Pregnancy Safer adalah menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia (Depkes RI, 2001).
            Ekstraksi vakum merupakan tindakan untuk melahirkan bayi.dengan ekstraksi menggunakan tekanan negatif dengan alat vakum.
Tehnik melahirkan bayi menggunakan alat vakum yang telah diperkenalkan sejak tahun 1840 oleh Simpson, dan model alat ini terus berubah demi mengurangi resiko pada bayi yang diperkenalkan Malmstrom tahun 1954.alat ekstraksi vakum dibuat dalam 2 bentuk. Ada yang terbuat dari bahan  stainless dan silastic yang masing-masing punya keunggulan.Prinsip kerja alat ekstraksi vakum adalah dengan memberikan tekanan negatif, sehingga akan membentuk kaput dikulit kepala bayi yang berguna sebagai tempat tarikan saat ibu mengejan (Cuningham F, 2002).
            Adanya beberapa faktor ibu maupun janin menyebabkan tindakan ekstraksi vakum dilakukan yaitu ketidakmampuan mengejan, keletihan, penyakit jantung, section secarea pada persalinan sebelumnya, kala II yang lama, dan posisi janin oksiput posterior atau oksiput transverse menyebabkan persalinan tidak dapat dilakukan secara normal. Maka perlu tindakan ekstraksi vakum. Ekstraksi vakum dapat mengakibatkan terjadinya toleransi pada servik uteri dan vagina ibu sehingga mengakibatkan perdarahan yang dapat meningkatkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Disamping itu terjadi laserasi pada kepala janin yang dapat mengakibatkan pendarahan intrakranial.(Depkes RI,2005)
            Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran yang terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di Negara-negara bekembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran.
Dr. Ieke menegaskan bahwa 90% kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh pendarahan (30%), infeksi (12%), eklampsia (25%), partus lama (11%), komplikasi abortus (12%) dan penyebab lainnya (Depkes RI, 2001)
. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)  tahun 2002 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan AKI dari 307 menjadi 390 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2005).
            persalinan yang didapat dari WHO kejadian ekstraksi vakum berkisar antara 38% dan pervaginam berkisar 62% pada presentase belakang-kepala. Sekalipun kejadian kecil tetapi mempunyai penyulit yang besar dengan angka kematian ibu 90% disebabkan oleh perdarahan yaitu (Mochtar 1998) atonia uteri 50% - 60 %, retensio plasenta 16% -17 %, laserasi jalan lahir 4% - 5%, kelainan darah 0,5% - 0,8%, infeksi, partus lama dan komplikasi lain (Depkes RI, 2002).
            Alasan pemilihan alat ekstraksi vakum (alat bantu persalinan pervaginam) adalah untuk menghindari tingginya angka operasi caesar yang sudah membutuhkan biaya relatif lebih besar dan resiko dari tindakan operasi terhadap ibu bila dibandingkan dengan tindakan ekstraksi vakum, selain itu komplikasi yang terjadi pada partus buatan dengan ekstraksi vakum biasanya timbul akibat terlalu lama dan terlalu kuatnya tarikan kadang juga operator sering  menemukan kendala dari pihak keluarga akibat sikap keluarga yang tidak siap operasi dan meminta dokter untuk mencoba tetap lahir pervaginam.
           



BAB II
KAJIAN KONSEP
A.    Ekstraksi Vakum
            Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi vakum pada kepalanya. Alat ini dinamakan ekstrator vakum atau ventouse (Depkes RI,2002). Menurut Mansjoer Arif (1999) tindakan ini dilakukan dengan memasang sebuah mangkuk (cup) vakum di kepala janin dan tekanan negatif. Ekstraksi vakum adalah tindakan obstetri yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi (CuninghamF2002).

B.  Indikasi
        Adanya beberapa faktor baik faktor ibu maupun janin menyebabkan tindakan ekstraksi porcef/ekstraksi vakum dilakukan. Ketidakmampuan mengejan, keletihan, penyakit jantung (eklampsia), section secarea pada persalinan sebelumnya, kala II yang lama, fetal distress dan posisi janin oksiput posterior atau oksiput transverse menyebabkan persalinan tidak dapat dilakukan secara normal. Untuk melahirkan secara pervaginam, maka perlu tindakan ekstraksi vakum/tindakan ekstraksi vakum menyebabkan terjadinya toleransi pada servik uteri dan vagina ibu. Di samping itu terjadi laserasi pada kepala janin yang dapat mengakibatkan perdarahan intracranial (Mansjoer Arif, 1999).

C.  Syarat dari Ekstraksi Vakum:
a.    Janin aterm
b. Janin harus dapat lahir pervaginam (tidak ada disproporsi)
c. Pembukaan serviks sudah lengkap
d. Kepala janin sudah enganged.
e. Selaput ketuban sudah pecah atau jika belum, dipecahkan.
f. Harus ada kontraksi uterus atau his dan tenaga mengejan ibu.

D.    Komplikasi Ekstraksi Vakum
      Pada ibu, ekstraksi vakum dapat menyebabkan perdarahan, trauma jalan lahir dan infeksi. Pada janin ekstrasi vakum dapat menyebabkan ekskoriasi kulit kepala, cepal hematoma, subgaleal hematoma. Hematoma ini cepat direabsorbsi tubuh janin. Bagi janin yang mempunyai fungsi hepar belum matur dapat menimbulkan ikterus neonatorum yang agak berat, nekrosis kulit kepala (scapnecrosis), dapat menimbulkan alopesia (Mansjoer Arif, 1999).

E.     Prosedur Ekstraksi Vakum
      Ibu tidur dalam posisi lithotomi. Pada dasarnya tidak diperlukan narcosis umum. Bila waktu pemasangan mangkuk, ibu mengeluh nyeri, diberi anesthesia infiltrasi atau pudendal nerve block. Apabila dengan cara ini tidak berhasil, boleh diberi anesthesia inhalasi, namun hanya terbatas pada waktu memasang mangkuk saja. Setelah semua bagian-bagian ekstraktor vakum terpasang, maka dipilih mangkuk yang sesuai dengan pembukaan serviks (Mansjoer Arif, 1999).

      Pada pembukaan serviks lengkap biasanya dipakai mangkuk nomor 5. Mangkuk dimasukkan ke dalam vagina dengan posisi miring dan dipasang pada bagian terendah kepala, menjauhi ubun-ubun besar. Tonjolan pada mangkuk, diletakkan sesuai dengan letak denominator. Dilakukan penghisapan dengan pompa penghisap dengan tenaga 0,2 kg/cm2 dengan interval 2 menit. Tenaga vakum yang diperlukan adalah : 0,7-0,8 kg/cm2. Hal ini membutuhkan waktu kurang lebih 6-8 menit (Rustam Mochtar, 1999).
      Dengan adanya tenaga negatif ini, maka pada mangkuk akan terbentuk kaput suksedaneum arrifisial (chignon). Sebelum mulai melakukan traksi, dilakukan periksa dalam ulang, apakah ada bagian-bagian jalan lahir yang ikut terjepit. Bersamaan dengan timbulnya his, ibu disuruh mengejan, dan mangkuk ditarik searah dengan arah sumbu panggul (Rustam Mochtar, 1999).
     Pada waktu melakukan tarikan ini harus ada koordinasi yang baik antara tangan kiri dan tangan kanan penolong. Ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri menahan mangkuk, sedang tangan kanan melakukan tarikan dengan memegang pada pemegang. Maksud tangan kiri menahan mangkuk ialah agar mangkuk selalu dalam posisi yang benar dan bila sewaktu-waktu mangkuk lepas, maka mangkuk tidak akan meloncat kearah muka penolong. Traksi dilakukan terus selama ada HIS dan harus mengikuti putaran paksi dalam, sampai akhirnya suboksiput berada di bawah simfisis (Rustam Mochtar, 1999).
             Bila his berhenti, maka traksi juga dihentikan. Berarti traksi dikerjakan secara intermitten, bersama-sama dengan his. Kepala janin dilahirkan dengan menarik mangkuk ke arah atas, sehingga kepala janin melakukan gerakan defleksi dengan suboksiput sebagai hipomoklion dan berturut-turut lahir bagian-bagian kepala sebagaimana lazimnya.
Pada waktu kepala melakukan gerakan defleksi ini, maka tangan kiri penolong segera menahan perineum. Setelah kepala lahir, pintu dibuka, udara masuk ke dalam botol, tekanan negatif menjadi hilang, dan mangkuk lepas. Bila diperlukan episiotomi, maka dilakukan sebelum pemasangan mangkuk atau pada waktu kepala membuka vulva. Kriteria Ekstraksi Vakum Gagal waktu dilakukan traksi, mangkuk terlepas sebanyak 3 kali. Mangkuk lepas pada waktu traksi, kemungkinan disebabkan:
1.    Tenaga vakum terlalu rendah
2.    Tenaga negatif dibuat terlalu cepat, sehingga tidak terbentuk kaput suksedaneum sempurna yang mengisi seluruh mangkuk.
3.    Selaput ketuban melekat antara kulit kepala dan mangkuk sehingga mangkuk tidak dapat mencengkram dengan baik.
4.    Bagian-bagian jalan lahir (vagina, serviks) ada yang terjepit ke dalam mangkuk.
5.    Kedua tangan kiri dan tangan kanan penolong tidak bekerja sama dengan baik.
6.    Traksi terlalu kuat
7.    Cacat (defect) pada alat, misalnya kebocoran pada karet saluran penghubung.
8.    Adanya disproporsi sefalo-pelvik. Setiap mangkuk lepas pada waktu traksi, harus diteliti satu persatu kemungkinan-kemungkinan di atas dan diusahakan melakukan koreksi. Dalam waktu setengah jam dilakukan traksi, janin tidak lahir.



F.     Keunggulan Ekstraksi Vakum
1.    Pemasangan mudah (mengurangi bahaya trauma dan infeksi)
2.    Tidak diperlukan narkosis umum
3.    Mangkuk tidak menambah besar ukuran kepala yang harus melalui jalan lahir
4.    Ekstraksi vakum dapat dipakai pada kepala yang masih tinggi dan pembukaan serviks belum lengkap
5.    Trauma pada kepala janin lebih ringan (Rustam Mochtar, 1999).
G.    Kerugian Ekstraksi Vakum
1.    Persalinan janin memerlukan waktu yang lebih lama
2.    Tenaga traksi tidak sekuat seperti pada cunam. Sebenarnya hal ini dianggap sebagai keuntungan, karena kepala janin terlindung dari traksi dengan tenaga yang berlebihan.
3.    Pemeliharaannya lebih sukar, karena bagian-bagiannya banyak terbuat dari karet dan harus selalu kedap udara. (Rustam Machtar, 1999).
1.2. ETIOLOGI
1.      Kelelahan pada ibu : terkurasnya tenaga ibu pada saat melahirkan karena kelelahan fisik pada ibu (Prawirohardjo, 2005).
2.         Partus tak maju : His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan bahwa rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persaiinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kematian (Prawirohardjo, 2005).
3.         Gawat janin : Denyut Jantung Janin Abnormal ditandai dengan:
a.    Denyut Jantung Janin irreguler dalam persalinan sangat bereaksi dan dapat kembali beberapa waktu. Bila Denyut Jantung Janin tidak kembali normal setelah kontraksi, hal ini mengakibatkan adanya hipoksia.
b.    Bradikardia yang terjadi di luar saat kontraksi atau tidak menghilang setelah kontraksi.
c.    Takhikardi dapat merupakan reaksi terhadap adanya demam pada ibu (Prawirohardjo, 2005).

1.    FORCEP
 Pada bayi dapat terjadi kerusakan saraf ketujuh (nervus fasialis), luka pada wajah dan kepala, serta patah tulang wajah dan tengkorak. Jika hal itu terjadi, bayi harus diawasi dengan ketat selama beberapa hari. Tergantung derajat keparahannya, luka tersebut akan sembuh sendiri. Sedangkan pada ibu, dapat terjadi luka pada jalan lahir atau robeknya rahim (ruptur uteri)
Forsep merupakan alat bantu persalinan yang terbuat dari logam menyerupai sendok. Berbeda dengan vakum, persalinan yang dibantu forsep bisa dilakukan meski Anda tidak mengejan, misalnya saat terjadi keracunan kehamilan, asma, atau penyakit jantung. Persalinan dengan forsef relatip lebih beresiko dan lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan vakum. Namun kadang terpaksa dilakukan juga apabila kondisi ibu dan anak sangat tidak baik.
Forsep digunakan pada ibu pada keadaan sangat lemah, tidak ada tenaga, atau ibu dengan penyakit hipertensi yang tidak boleh mengejan, forsep dapat menjadi pilihan. Demikian pula jika terjadi gawat janin ketika janin kekurangan oksigen dan harus segera dikeluarkan. Apabila persalinan yang dibantu forsep telah dilakukan dan tetap tidak bisa mengeluarkan bayi, maka operasi caesar harus segera dilakukan.

2.    EMBRIOTOMI
Embriotomi adalah tindakan pertolongan persalinan pervaginam yang dilakukan pada janin yang telah meninggal, dengan jalan merusak janin; sehingga janin yang mati dapat dilahirkan.Pada embriotomi,janin tidak begitu mendapat perhatian, sedangkan ibunya perlu mendapatkan tindakan yang tidak menambah komplikasi. Oleh karena itu persiapan pertolongan persalinan pada janin yang mati merupakan kunci keberhasilan.Persiapan Pertolongan Persalinan Embriotomi.

1.              Persiapan umum:
a.                    Informed consent dan KIE kepada ibu tentang janinnya yang telah meninggal
b.                   Rehidrasi cairan yang adekuat.
c.                    Persiapan transfusi darah.
d.                  Pemberian antibiotika profilaksis.
e.                    Tempat untuk janin yang telah mati.
2.              Persiapan khusus:
a.                    Persiapan untuk memberikan narkose
b.                   Alat-alat yang diperlukan dan disesuaikan dengan kondisi sesaat.
c.                    Melakukan desinfeksi tempat operasi dan menutupnya dengan kain steril.
3.              Syarat umum Pertolongan Persalinan Embriotomi Syarat umum embriotomi meliputi:
a.       Pembukaan hampir lengkap sampai lengkap.
b.      Ketuban sudah pecah atau dipecahkan.
c.       Anak mati dan memungkinkan untuk dilahirkanper vaginam.
d.      Tidak terdapat tanda-tanda ruptura uteri.
4.      Bentuk pertolongan persalinan embriotomi meliputi:
a.         Kraniotomi : Tindakan untuk memperkecil ukuran kepala janin dengan cara memberi lubang dan mengeluarkan isi tengkorak, sehingga janin dapat dilahirkan pervaginam.Tindakan kraniotomi biasanya disusul dengan ekstraksi kepala dengan menggunakan kranioklast sehingga tindakan ini lazim disebut sebagai tindakan perforasi & kranioklasi.
Alat yang digunakan:
1.  Pisau bedah (scalpel)
2.      Perforator SIMPSON
3.      Kranioklast
4.      Cunam BOER 
5.      Cunam Mouzeaux
Perforator SIMPSON:
•Peforator memiliki dua daun dengan tepi tajam dan ujung yang runcing, masing-masing dibatasi dengan “ bahu penahan “
•Tangkai perforator bila daun sedang dalam keadaan tertutup, akan dalam keadaan terbuka dengan sebuah “penahan”
•“Penahan” tersebut menjaga agar daun perforator selalu dalam keadaan tertutup
•Dengan menekan gagang secara serempak, daun perforator akan terpisah satu sama lain ( terbuka )
Cranioclast BRAUN:
•Terdiri dari dua daun ( sendok jantan dan betina ) yang pemasangannya dilakukan secara terpisah.
•Sendok jantan dimasukkan kedalam lubang ditengkorak kepala janin.
•Sendok betina diletakkan pada daerah muka janin.
•Penguncian dilakukan setelah kedua daun terpasang dengan benar.
Tehnik:
1.      Ibu dalam posisi lithotomi.
2.      Tangan kiri operator dimasukkan secara obstetrik kedalam jalan lahir dan diletakkan diantara kepala janin dan bagian simfisis menghadap ke bawah.Seorang asisten melakukan fiksasi kepala janin dari sebelah luar disebelah atas simfisis.
3.      Dengan pisau bedah, dibuat lubang pada ubun-ubun besar atau sutura sagitalis.
4.      Perforator Naegele dalamkeadaan tertutup dimasukkan jalan lahir secara horisontal dengan bagian lengkung berada diatas dan ujung yang runcing mengarah kebawah dibawah perlindungan telapak tangan kiri ( agar tidak mencederai dinding vesica urinaria) dan selanjutnya ujung perforator dalam keadaan tertutup dimasukkan kedalam lubang pada kepala janin yang sudah dibuat sebelumnya.
5.      [ memasukkan perforator dapat dilakukan tanpa terlebih dulu membuat lubang pada ubun-ubun besar atau sutura sagitalis yaitu dengan cara menembuskan langsung perforator ke kepala janin ; dalam hal ini, agar ujung perforator tidak meleset maka arah perforator harus tegak lurus dengan kepala janin ]
6.      Setelah perforator berada didalam tengkorak kepala janin,lubang perforasi diperlebar dengan cara membuka dan menutup perforator dalam arah tegak lurus dan horisontal sedemikian rupa sehingga lubang perforasi berbentuk irisan silang
7.      Dengan perlindungan telapak tangan kiri, perforator dikeluarkan dalam keadaan tertutup dari jalan lahir.
8.      Jaringan otak tak perlu dikeluarkan secara khusus oleh karena akan keluar dengan sendirinya saat ekstraksi kepala.















b.         Dekapitasi : persalinan anak mati per vaginam dengan jalan melakukan pemotongan leher.
c.    Eviserasi (eksentrasi) : usaha untuk memperkecil janin sehingga dapat lahir per vaginam dengan jalan mengeluarkan isi abdomen dan toraks.
Indikasi: Letak lintang Hidrops fetalis
d.   Spondilotomi : usaha untuk memperkecil janin sehingga dapat lahir pervaginam dengan jalan memotong tulang belakang.
Indikasi: Letak lintang dorso inferior 
e.    Kleidotomi : Tindakan memotong atau mematahkan 1 atau dua buah klavikula untuk memperkecil diameter lingkar bahu.
Indikasi: Distosia bahu
Instrumen: Gunting Dubois atau Gunting SIEBOLD

Tehnik :
• Pasien berada pada posisi lithotomic
• Satu tangan operator masuk jalan lahir dan langsung memegang klavikula bawah
• Dengan spekulum yang terpasang di vagina, tangan lain melakukan
Pemotongan klavikula bersamaan dengan tindakan ini, assisten melakukan fiksasi kepala dari arah luar 
• Bila dengan satu klavikula yang terpotong, bahu masih belum dapat dilahirkan maka
dapat dilakukan pemotongan klavikula kontraleteral.
http://htmlimg1.scribdassets.com/28a1ehjao016wq2k/images/10-fcbc01513b.jpg










f.       PUNGSI
Definisi: Tindakan untuk mengeluarkan cairan dari kepala janin
Indikasi: Hidrosepalus
Tehnik: Transabdominal atau transvaginal
 Pungsi , Hidrosepalus pada presentasi kepala yang menyebabkan distosia, pungsi dilakukan melalui ubun-ubun besar (bila mungkin), Pasca pungsi, kepala mengecil dan ditarik dengan cunam Mouseaux.





5.      KURETASI
A.       Pengertian Kuretasi
Kuretase adalah cara mengosongkan/membersihkan hasil konsepsi dari dalam rahim dengan memakai alat kuretase.  Sedangkan kuretase untuk diagnostik adalah mengambil jaringan endometrium.
B.   Indikasi Kuretase
1.              Indikasi diagnostik meliputi :
a.    Metroragia
b.    Perdarahan uterus disfungsional
c.    Infertilitas
d.   Amenore sekunder (diduga adanya endometritis tuberkulosis)
e.    Karsinoma endometrium
f.     Polip Uteri
2.    Perdarahan postmolar (mungkin disebabkan oleh koriokarsinoma)
Indikasi terapeutik meliputi :
v  Abortus inkomplit, abortus insipiens, missed abortion
v  Sisa jaringan plasenta pasca persalinan
v  Molahidatidosa
3.    Langkah Klinik Kuretase :
·      Persetujuan tindakan medic
·      Persiapan sebelum tindakan
·      Pasien
·      Cairan dan selang infus sudah terpasang
·      Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun
·      Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner (termasuk oksigen dan regulator)
·      Siapkan kain alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah
·      Medikamentosa (kerja sama dengan bagian anestesi)
·      Analgetika ( Pethidin 1 - 2 mg/kgBB, Ketamin Hcl 0,5 mg/kgBB, Tramadol 1-2 mg/kgBB)
·      Sedativa (Diazepam 10
·      Atropin Sulfas 0,25 - 0,50mg/ml
·      Larutan antiseptik (Poviden Iodin 10%)
·      Oksigen dan regulator
·      Instrumen
·      Cunam tampon                               `           : 1 buah
·      Cunam peluru atau tenakulum                    : 1 buah
·      Klem ovum lurus                                        : 1 buah dan lengkung 1 buah
·      Sendok kuret                                              : 1 set
·      Senala kavum uteri                                     : 1 buah
·      Spekulum Sim's atau L                               : 2 buah
·      Kateter karet                                               : 1 buah
·      Tabung suntik dan jarum suntik No. 23 sekali pakai : 2 buah
4.    Penolong (Operator dan asisten) :
a.    Baju kamar tindakan, topi, masker, pelapis pelastik, kacamata pelindung : 3set
b.   Alas kaki : 3 pasang
c.    Instrumen
d.   lampu sorot                                                : 1 buah
e.    mangkok logam                                          : 2 buah
f.    penampung darah dan jaringan                   : 1 buah
g.   penampung urine                                        : 1 buah
h.   Pencegahan infeksi
Cuci tangan dan lengan hingga siku dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan dengan handuk kering
Pakai perlengkapan kamar tindakan dan sarung tangan steril
Pasien Dengan posisi lithotomi, pasangkan kain penutup steril
5.    Tindakan :
a.    Instruksikan untuk memberikan sedativa dan analgetika melalui karet infus (pethidin diberikan secara intra muskuler)
b.   Kosongkan kandung kemih dan lakukan periksa dalam
c.    Ganti sarung tangan
d.   Pasang spekulum Sim's/L sampai pada posisinya dan minta asisten untuk menahan spekulum atas pada posisinya
e.    Bersihkan vagina dan serviks dengan kapas dan larutan antiseptic
f.    Jepit serviks dengan cunam peluru pada posisi jam 11 dan jam 13
g.   Lakukan pemeriksaan dalamnya dan lengkung uterus (sondage)
h.    Bersihkan jaringan yang tertahan pada canalis servikalis dan kavum uteri dengan cunam ovum yang lengkung
i.     Lanjutkan pengerokan dinding uterus dengan sendok kuret
j.     Keluarkan semua jaringan yang masih ada dalam kavum uteri
k.   Lepaskan jepitan cunam pada serviks
l.     Kontrol perdarahan
m. Lepaskan spekulum atas dan bawah
6.    Dekontaminasi :
a.    Masukkan semua instrumen bekas pakai ke dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5% selama 10 menit
b.   Buang sampah habis pakai ke tempatnya
c.    Bersihkan sarung tangan, lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
7.    Perawatan Pasca Tindakan  :
a.    Periksa tanda vital, catat dan buat laporan tindakan
b.   Buat instruksi perawatan, pengobatan dan pemantauan pasca tindakan
c.    Beritahukan pada suami/walinya bahwa tindakan telah selesai dan pasien masih memerlukan perawatan dan pengobatan lanjutan
d.   Kirim jaringan kuretase untuk pemeriksaan PA
Pemberian obat antibiotika maupun uterotonika baik oral maupun injeksi sebelum, selama dan sesudah tindakan sesuai dengan penatalaksanaan masing-masing diagnosis tindakan.
8.    Kemungkinan Terjadinya Komplikasi :
a.    Perforasi uterus
b.   Laserasi serviks
c.    Perdarahan
d.   Infeksi
9.    Penanganan
Perforasi uterus :
Observasi bila robekan berukuran kecil, biasanya defek yang kecil sembuh dengan tanpa terjadi komplikasi. Bila kerusakan sampai intra abdominal dan lubang perforasi besar dan masuk ke kavum peritonium, segera lakukan laparatomi, jahit luka perforasi atau bila perlu histerektomi dan lakukan pemeriksaan isi abdomen khususnya usus.
Laserasi serviks :
·      Bila luka cukup lebar harus dijahit
·      Perdarahan :Biasanya terjadi karena kontraksi rahim kurang sempurna, berikan oksitosin, kalau perlu pasang utero-vaginal tampon dan transfusi darah.
·      Infeksi :
    Berikan antibiotika sesuai penanganan infeksi pada diagnosis tindakan.







ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PADA NY.”P” G1POAO
DENGAN VACUM EKSTRAKSI A/I INERTIA UTERI
DI RUANG KEBIDANAN RSUD. POLEWALI

I.         IDENTIFIKASI DATA DASAR
1.      Pengkajian  tanggal 13-07-2011 jam: 17.00 di RSUD. POLEWALI
2.       Data Subjektif
A.     IDENTITAS PASIEN                       IDENTITAS SUAMI
Nama Klien     :   Ny. P
Umur               :   24 tahun
Agama            :   Islam
Suku Bangsa   :  Mandar/indonesia
Pendidikan      :   DIV
Alamat            :   Campalagian
Pekerjaan        :   Karyawan pabrik
Nama Suami   :   Tn. J
Umur               :   27 tahun
Agama            :   Islam
Suku Bangsa   :  Mandar/Indonesia
Pendidikan      :   S1
Alamat            :   Campalagian
Pekerjaan        :   Wiraswasta

B.     Keluhan Utama
Ibu mengatakan perut mules sejak sore dan keluar lendir bercampur darah.
C.     Tanda-tanda persalinan
Kontraksi sejak tanggal 13-07-2011 Pukul 16.00 WIB
Frekuensi    3x     setiap 10 menit,lamanya 20 detik
Kekuatan lemah lokasi nyeri dari perut menjalar ke pinggang. 



D.    Riwayat Menstruasi
Menarche                :      14 th
Siklus                     :    30 hari
Lama                      :    7 hari
Banyaknya              :     2-3 kali ganti pembalut                 
Teratur / tidak         :    Teratur
Sifat Darah             :    encer warna merah
Disminorhoe           :    Kadang-kadang


E.     Riwayat Perkawinan
Status perkawinan             : syah    kawin  1 kali  
Kawin 1                           : umur 24 tahun dengan suami umur 27 tahun
Lamanya                          : 1tahun                                                    
F.      Riwayat Kehamilan Ini
a.       HPHT                    : 03-10-2010
b.      HPL                       : 10-07-2011
c.       Keluhan pada kehamilan
Trimester I             :Ibu mengatakan mengeluh mual muntah
Trimester II           : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Trimester III          : Ibu mengatakan  sering kencing
d.      ANC : 15 kali
Bidan                     : 13 x
Dokter                   : 2 x
e. Penyuluhan yang pernah didapat    :  Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang Gizi ibu hamil
f. Imunisasi TT Ke 1 Pada saat akan menikah tgl 15/7/10
Ke 2 kali umur kehamilan 5 bulan tgl 28/2/11
G.       Riwayat Keluarga Berencana            :  belum pernah KB

H.       Riwayat Penyakit
a.       Riwayat Penyakit sekarang
- Jntung                       : -
- Gin jal                       : -
- Asma/TBC                : -
- Hepatitis                    : -
- DM                            : -
- Hipertensi                  : -
- Epilepsi                     : -
- Lain lain                    : -
b. Riwayat penyakit keluarga     : Ibu mengatakan tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular seperti hepatitis TBC,dan tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi, jantung dan DM
c. Riwayat keturunan kembar :  Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar baik dari pihaknya maupun suami
d. Riwayat Operasi   :  Ibu mengatakan belum pernah operasi apapun
J.     Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
-   Makan dan minum terakhir pukul : 15.30 WIB
-   Jenis makanan dan minuman : Nasi sayur  tempe telur dan segelas teh
b. Personal Hygine    : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari

c.  Eliminasi  
-   BAB terakhir pukul                        :  07.00 WIB
-   BAK terakhir pukul                        :  16.45 WIB
d.  Aktifitas    : Bekerja diRS dan mengurusi keperluan rumah tangga seperti mencuci menyapu dll
e. Istirahat/tidur : Akhir akhir ini ibu kurang tidur Karena sering terbangun pada malam hari karena mau kencing
f. Psikososial budaya :
1. Perasaan menghadapi persalinan ini    : Ibu mengatakan sedikit khawatir tentang persalinannya karena merasakan kenceng-kenceng yang sakit dan anaknya tidak segera lahir
2. Kehamilan ini direncanakan/tidak : Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan
3.    Jenis kelamin yang di harapkan : Ibu mengatakan ingin mempunyai anak
laki-laki
4.    Dukungan keluarga terhadap persalinan ini: Ibu mengatakan semua keluarga mendukung kehamilannya
5.    Keluarga lain yang tinggal serumah    : Ibu mengatakan tinggal dengan suami dan orang tuanya
6.    Pantangan makan        : Ibu mengatakan tidak ada pantangan makan
7.    Kebiasaan adat istiadat : Ibu mengatakan tidak ada adat istiadat
8. Penggunaan obat-obatan atau jamu/rokok : Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat dari bidan dan ibu tidak merokok, suami tidak merokok


3.    Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
Keadaan umum           : Baik
Kesadaran                   : Compos mentis
TTV                             : TD     : 110/70 mmHg
                          N                                 :90x/menit
                          R                                 :24X/menit
                          S                                  :36.5oc
BB sebelum hamil       : 43kg
BB saat ini                  : 58 kg
TB                               : 152 cm
LILA                           : 23 cm
4.      Pemeriksaan Sistemik
a.       Rambut                 :   Hitam bersih
b.      Muka                     :   Bersih tidak oedema
c.       Mata
·      Oedema           :    tidak ada
·      Conjungtiva     :    tidak anemis
·      Sklera              :    tidak icterus
d.    Hidung                 :    bersih tidak ada polip
e.     Telinga                 :    bersih tidak ada serumen
f.     Mulut
         Gigi                      :  bersih, lengkap, tidak caries, tidak ada gigi palsu
         Stomatitis             : tidak ada
         Bibir kering          :  tidak
         Lidah pucat          :  tidak  
                          g.  Leher
a.       Kelenjae gondok                   :    tidak ada
b.      Tumor                                    :    tidak ada
c.       Pembesaran kelenjar limfe    :    tidak ada


h. Dada dan Axilla
a.       Dada                                     :  simetris
b.      Payudara
         Bentuk            :  bulat, tegang
         Areola                         :  hiperpigmentasi
         Puting susu      :  menonjol
         Keluaran          :  tidak ada
c.       Axilla
         Benjolan          :  tidak ada benjolan
         Nyeri               :  tidak ada nyeri tekan
                            i. Ekstremitas
a.       Varices                      :   tidak ada varices
b.      Oedema                     :   tidak ada oedema
c.       Reflek patella            :   ka/ki +/+

                        5. Pemeriksaan Khusus Obstetric (Lokalis)
a.    Abdomen
1.    Inspeksi
         Pembesaran perut        :   sesuai umur kehamilan
         Bentuk perut                memanjang
         Strie                             :   albicans
         Linea                           :   nigra
         Kelainan                      :   tidak ada kelainan
         Pergerakan                  :   ada
         Luka bekas SC            :   tidak ada
2.      Palpasi          
         Pergerakan anak dalam 24 jam terakhir          :   ada
         Kontraksi                                                        : 3x dalm 10 menit durasi 20”   
         Leopod I         : TFU  ½ pusat-px (31 cm). Bagian fundus teraba kurang bulat, lunak, tidak melenting diperkirakan bokong.
         Leopod II        : Teraba keras  memanjang seperti papan diperut ibu sebelah kiri (puki) diperkirakan punggung janin. Di sebelah kanan perut ibu teraba bagian kecil diperkirakan tangan dan kaki janin.
         Leopod III      : Pada bagian bawah perut ibu teraba keras, bulat, dan juga tidak begitu melenting diperkirakan kepala sudah masuk PAP.
         Leopod IV      :Tangan pemeriksa tidak bertemu menunjukkan bagian terendah janin sudah masuk PAP (3/5)
         TBJ      :(31-11)X155      =3100 gr
3.      Auskultasi
a.       DJJ                     :  Punctum maksimum bagian kiri bawah pusat
Frekuensi              :  131x/menit
Teratur                  :   teratur
b.      Pemeriksaan Panggul
1).    Kesan Panggul                      :   normal
2).    Distansia Sapinarum             :   tidak dilakukan
3).    Distansia Kristarum             :   tidak dilakukan
4).    Conjugata Eksterna             :   tidak dilakukan
5).    Lingkar Panggul                   :   tidak dilakukan
c.       Anogenital
1)      Vulva Vagina
a)      Varices             :   tidak ada varices
b)      Luka                 :    tidak ada
c)      Warna               :   merah kebiruan
d)     Nyeri                 :   tidak nyeri
e)     Keluaran            :    bloody show
2)      Perineum 
a).    Bekas Luka          :  tidak ada bekas luka
b).    Lain lain              :  tidak ada kelainan
3)      Anus
a.       Haemorhoid       :  ada
b.      Lain lain              :  tidak ada
4)      Inspekulo
a.       Vagina   :  tidak dilakukan           
b.      Portio      :   tidak dilakukan
5)      Vaginal Toucher
a).    Pembukaan                      :  1 cm
b).    Ketuban                           :  utuh
c).    Presentasi                         :  kepala
d).   Posisi                                :  memanjang
e).   Penurunan                         :  3/5 bagian
f).   Kesan Panggul                  :  normal

6. Pemeriksaan Penunjang
a.       Pemeriksaan Laboratorium   :  Hb   : 11,2 gr %
b.      Pemeriksaan Penunjang lain :  tidak dilakukan

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
A.    DIAGNOSA KEBIDANAN               tanggal 13-07-2011         pukul 17.30 WIB
GI P0 A0, gestasi 40 - 41 minggu, janin Tunggal, Hidup, Intrauterin, Letak memanjang, Presentasi kepala, punggung kiri bagian terbawah janin sudah masuk PAP 3/5 bagian. inpartu kala1 fase laten.
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
            Tidak ada
IV. TINDAKAN EMERGENCY/KOLABORASI
            Tidak ada
V. RENCANA TINDAKAN      Tanggal 13-7-2011 pukul 17.45 WIB
1. Observasi Kemajuan Persalinan,DJJ tiap 30 menit,TTV tiap 4 jam ,VT tiap 4 jam sekali
2. Beri nutrisi pada ibu
3. Berikan dorongan moril pada Ibu
4. Anjurkan Ibu mengosongkan kandung kemih sesering mungkin
5. Anjurkan ibu  teknik relaksasi nafas panjang jika ada his
6. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini ( jalan-jalan )
7. Siapkan Partus set
8. Dokumentasi hasil asuhan
VI. PELAKSANAAN Tanggal 13-7-2011 pukul 17.50 WIB
1.      Mengobservasi kemajuan persalinan    DJJ tiap 30 menit,TTV tiap 4 jam, VT tiap 4 jam sekali
2.      Memberikan Ibu makan dan minum
3.      Menganjurkan ibu berdoa dan memberi dukungan pada ibu  keluarga
4.      Menganjurkan Ibu mengosongkan kandung kemih
5.      Menganjurkan teknik relaksasi  ibu nafas panjang jika ada His
6.      Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini ( jalan-jalan )
7.      Menyiapkan Partus set untuk persiapan persalinan
8.      Dokumentasi hasil asuhan
VII. EVALUASI                 Tanggal 13-07-2011   Pukul 18.00 WIB
1. Kemajuan Persalinan telah di Observasi
2. Ibu sudah makan dan minum
3. Ibu sudah berdoa dan ibu dan keluarga sudah agak tenang
4. Ibu sudah mengosongkan kandung kemih
5. Ibu sudah  melakukan  teknik  relaksasi ibu nafas panjang jika ada His
6. Ibu bersedia Jalan-jalan untuk mempersiapkan persalinan
7. Partus set telah disiapkan
8. Hasil Asuhan  telah didokumentasikan
     Kemajuan Persalinan
NO
Tgl/Jam
Lama His
TTV
VT
DJJ
Pengeluaran Pervaginam
1
13-7-2011
17.00 WIB
3x/10mnt
durasi 20”
TD:110/70mmHg
N  :80x/mnt
R  :20x/mnt
S   :36,5ᵒC
ᴓ 1cm
Portio lunak
Penurunan kepala.3/5
KK :(+)
140x/mnt
Lendir darah
2
13-7-2011
17.30 WIB
3x/10mnt
durasi 25”
-
-
140x/mnt
Lendir darah
3
13-7-2011
18.00 WIB
3x/10mnt
durasi 25”
-
-
144x/mnt
Lendir darah
4
13-07-2011
18.30 WIB
3x/10mnt
durasi 25”
-
-
144x/mnt
Lendir darah
5
13-07-2011
19.00 WIB
3x/10mnt
durasi 25”
-
-
144x/mnt
Lendir darah
6
13-07-2011
19.30 WIB
3x/10mnt
durasi 25”
-
-
140x/mnt
Lendir darah
7
13-07-2011
20.00 WIB
3x/10mnt durasi 20”
-
-
146x/mnt
Lendir darah
8
13-7-2011
20.30 WIB
3x/10mnt durasi 20”
-
-
144x/mnt
Lendir Darah
9
13-7-2011
21.00 WIB
3x/10mnt durasi 25”
TD120/80mmHg
N   :80x/mnt
R   :24x/mnt
S    :36ᵒC
ᴓ  3 cm
portio lunak
penurunan kepala 3/5 KK (+)
144x/mnt
Lendir Darah









DATA PERKEMBANGAN I           Tanggal 13-7-2011      pukul 21.00 WIB
S   :    Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin sering
O  :    KU        :    Baik
          TTV       :    TD: 120/80mmHg      
                                    N  :80x/mnt
                                    R  :24x/mnt
                                    S   :36,50C
DJJ :      144x/mnt ,Kontraksi : 3x/10 mnt durasi 25”
VT  :      Ø 3cm
                                    portio lunak
                                    penurunan kepala 3/5
                                    KK (+)
              Kontraksi : 3x/10 mnt durasi 25”
A  :      G1P0A0 umur 27 tahun,hamil 41 minggu ,janin tunggal hidup intra uteri letak memanjang  preskep,puki,penurunan  kepala 3/5 bagian  Kala 1  fase laten
P   :      Observasi Kemajuan Persalinan,DJJ tiap 30 menit,TTV tiap 4jam ,VT
Tiap 4 jam sekali
              Pemberian nutrisi
NO
Tgl/Jam
Lama His
TTV
VT
DJJ
Pengeluaran Pervaginam
1
13-7-2011
21.00 WIB
3x/10mnt durasi 20”
TD120/80mmHg
N   :80x/mnt
R   :24x/mnt
S    :36ᵒC
ᴓ  3 cm
portio lunak
penurunan kepala 3/5 KK (+)
144x/mnt
Lendir Darah
2
13-7-2011
21.30 WIB
3x/10mnt durasi 25”
-
-
144x/mnt
Lendir Darah
3
13-7-2011
22.00 WIB
3x/10mnt durasi 30”
-
-
146x/mnt
Lendir Darah
4
13-7-2011
22.30 WIB
3x/10mnt durasi 30”
-
-
146x/mnt
Lendir Darah
5
13-7-2011
23.00 WIB
3x/10mnt durasi 30”
-
-
146x/mnt
Lendir Darah
6
13-7-2011
23.30 WIB
3x/10mnt durasi 30”
-
-
144x/mnt
Lendir Darah
7
14-7-2011
00.00 WIB
3x/10mnt durasi 30”
-
-


145x/mnt
Lendir Darah
8
14-7-2011
00.30 WIB
4x/10mnt durasi 30”

-
146x/mnt
Lendir Darah
9
14-7-2011
01.00 WIB
4x/10 mnt durasi 30”
TD130/80mmHg
N  :86x/mnt
R   :24x/mnt
S    :36,5ᵒC
ᴓ    4 cm
Portio Lunak
Penurunan
Kepala 2/5
KK (+)
146x/mnt
Lendir Darah









              Dorongan moril
              Anjurkan Ibu mengosongkan kandung kemih sesering mungkin
              Anjurkan ibu  teknik relaksasi nafas panjang jika ada his
              Dokumentasikan hasil asuhan
EVALUASI           Tanggal 14-07-2011    Pukul 21.05 WIB
1. Kemajuan Persalinan telah di Observasi
2. Ibu sudah makan dan minum sedikit
3. Ibu sudah berdoa dan ibu dan keluarga sudah agak tenang
4. Ibu sudah mengosongkan kandung kemih
5. Ibu sudah  melakukan  teknik  relaksasi ibu nafas panjang jika ada His
6. Partus set telah disiapkan
7. Hasil Asuhan telah didokumentasikan
Kemajuan Persalinan
DATA PERKEMBANGAN II          Tanggal 14-7-2011      pukul 01.00 WITA
     S   :    Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin sering dan sakit
     O  :    KU               :Baik
              TTV       :TD: 120/80mmHg
            N  :80x/mnt
            R  :24x/mnt
            S   :360C
DJJ    : 146x/mnt
VT    :Ø 4cm
Portio lunak
Penurunan Kepala 3/5
            KK (+)
Kontraksi: 4x/10 mnt durasi 30”
A  :      G1P0A0 umur 27 tahun,hamil 41 minggu ,janin tunggal hidup intra     uteri letak memanjang  preskep,puki,penurunan  kepala 3/5 bagian  Kala 1 fase aktif laten
P   : 1. Observasi Kemajuan Persalinan,DJJ tiap 30 menit,TTV tiap 4 jam Nadi tiap     
                 30 menit ,VT Tiap 4 jam sekali
2.      Berikan nutrisi pada Ibu
3.      Beriakan Ibu dorongan moril
4.       Anjurkan Ibu mengosongkan kandung kemih sesering mungkin
5.      Anjurkan ibu  teknik relaksasi nafas panjang jika ada his
6.      Dokumentasikan hasil Asuhan
EVALUASI                           Tangal 14-7-2011 Pukul 01.05 WITA
1.      Kemajuan Persalinan telah di Observasi
2.      Ibu sudah makan dan minum sedikit
3.      Ibu sudah berdoa dan ibu dan keluarga sudah agak tenang
4.      Ibu sudah mengosongkan kandung kemih
5.      Ibu sudah  melakukan  teknik  relaksasi ibu nafas panjang jika ada His
6.      Hasi Asuhan telah didokumentasiakan
Kemajuan Persalinan
NO
Tgl/Jam
Lama His
TTV
VT
DJJ
Pengeluaran Pervaginam
1
14-7-2011
01.00 WIB
4x/10 mnt durasi 30”
TD:130/80mmHg
N  :86x/mnt
R   :24x/mnt
S    :36,5ᵒC
ᴓ    4 cm
Portio Lunak
Penurunan
Kepala 2/5
KK (+)
146x/mnt
Lendir darah
2
14-72011
01.30 WIB
4x/10mnt durasi 30”
N  :84x/mnt
-
146x/mnt
Lendir darah
3
14-7-2011
02.00 WIB
4x/10mnt durasi 30”
N   :86x/mnt
-
146x/mnt
Lendir darah
4
14-7-2011
02.30 WIB
3x/10mnt durasi 30”
N   :86x/mnt
-
145x/mnt
Lendir darah
5
14-7-2011
03.00 WIB
3x/10mnt durasi 30”
N   :80x/mnt
-
145x/mnt
Lendir darah
6
14-7-2011
03.30 WIB
3x/10mnt durasi 30”
N   :80x/mnt
-
145x/mnt
Lendir darah
7
14-7-2011
04.00 WIB
3x/10mnt durasi 30”
N   :84x/mnt

144x/mnt
Lendir darah
8
14-7-2011
04.30 WIB
3x/10mnt durasi 30”
N    :80x/mnt
-
144x/mnt
Lendir darah
9
14-7-2011
05.00 WIB
3x/10mnt durasi 30”
TD:130/80mmHg
N  :86x/mnt
R   :24x/mnt
S   :36,8ᵒC
ᴓ    7cm
Portio Lunak
Penurunan
Kepala 1/5
KK (+)
140x/mnt
Lendir darah
  
DATA PERKEMBANGAN III        Tanggal 14-7-2011      pukul 05.00 WITA
S   :    Ibu mengatakan sudah tidak kuat menahan sakit
          Ibu mengatakan khawatir karena anaknya tidak segera lahir
O  :    KU        : Cukup
          TTV       : TD :130/90mmHg
                     N            : 90x/mnt
                R             : 26x/mnt
                S             :36,8ᵒC
            DJJ    : 133x/mnt
            Pemeriksaan dalam
            VT    : Ø : 7cm
Portio              : tipis
Presentasi        : Kepala
Penurunan Kepala       : 2/5 bagian
UUK                           : jam 12
            Kontraks                     :  3 x dalam 10 menit durasi 20”
A         : G1P0A0 umur 27 tahun,hamil 41 minggu ,janin tunggal hidup intra uteri letak memanjang  preskep,puki,penurunan  kepala 2/5 bagian  Dalam persalinan kala I face aktif dilatasi maksimal tidak maju.
P :               a.  Beritahu  hasil pemeriksaan  kepada dokter
·         Kolaborasi dengan dokter
Advice dokter :
                 Induksi persalinan ½ ampul (5 IU)Drip dalam cairan infus D5%
·         Beri informe concent sebagai  bukti tertulis klien dan keluarganya menyetujui tindakan medis yang akan dilakukan.
·         Melaksanakan advis dr.Hendratmo.SpOG
5.  Observasi Kemajuan Persalinan
6. Dokumentasikan hasil Asuhan
EVALUASI                           Tanggal 14-7-2011 pukul 05.10 WITA
1. Hasil pemeriksaan telah diberitahu kepada dokter
2. Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter
3. Informet concent telah di berikan dan pasien menyetujui tindakan induksi
4. Advice dokter telah dilakukan
5. Kemajuan persalinan telah di observasi
6. Hasil Asuhan telah didokumentasikan
Tanggal/ jam
TTV
Induksi
His
DJJ
Cairan
Keterangan
+/-
Frekuensi
Durasi
+/-
Frekuensi
14/7/11
05.10
TD:130/70
N:84
R:24
S:36
10 IU
+
3x/10mnt
40”
+
134x/mnt
D5
8tpm
14/7/11
05.40


+
4x/10mnt
40”
+
134x/mnt
D5
12tpm
14/7/11
06.10


+
4x/10mnt
40”
+
136x/mnt
D5
16tpm
14/7/11
06.40


+
4x/10mnt
45”
+
136x/mnt
D5
20tpm
14/7/11
07.10


+
4x/10mnt
50”
+
133x/mnt
D5
24tpm

DATA PERKEMBANGAN  IV          Tanggal  14-7-2011 pukul 07.10WITA
          S   :    Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin sering dan sakit, tersasa ingin    BAB, ingin meneran
O  :    KU    : Cukup, kesadaran :Compos mentis
DJJ    :133x/mnt
Inspeksi : Dorongan ingin meneran,tekanan anus perineum menonjol
Vulva dan anus membuka
      VT  :Portio tidak teraba,ᴓ  Lengkap, ketuban pecah,penurunan kepala0/5 bagian, UUK jam 12
A  :    G1P0A0 umur 27 tahun,hamil 41 minggu ,janin tunggal hidup intra uteri letak memanjang  preskep,puki,penurunan  kepala 0/5 bagian  Kala II dng induksi persalianan
P :       1. Beritahu hasil pemeriksaan, pada dokter,Ibu dan keluarga
2. Beri Nutrisi diantara dua his
3. Beri dukungan pada ibu dan keluarga anjurkan Ibu berdoa
4.  Menganjurkan Ibu untuk memilih posisi yang nyaman untuk meneran
5.  Pimpinan  Ibu meneran jika ada his
6.  Pantau kemajuan persalinan
7.  Beri dukungan moril pada ibu dan keluarga,bahwa persalinananya akan lancar jika ibu menuruti apa yang dianjurkan bidan         
EVALUASI           Tanggal 14-7-2011 pukul 08.40 WITA
           1.  Hasil pemeriksaan, pada dokter,Ibu dan keluarga
           2.  Nutrisi telah di berikan diantara dua his
3.  Dukungan pada ibu dan keluarga telah diberikan dan ibu bersedia untuk berdoa
4.  Ibu sudah  memilih posisi yang nyaman untuk meneran
5.  Ibu telah dipimpin meneran jika ada his
6. Kemajuan persalinan telah di pantau
7.  Dukungan moril pada ibu dan keluarga telah di berikan,bahwa persalinananya akan lancar jika ibu menuruti apa yang dianjurkan bidan
DATA PERKEMBANGAN  V         Tanggal 14-7-2011 pukul 08.40 WITA
S   :    Ibu mengatakan sudah lelah dan tidak kuat lagi untuk mengejan
O  :    KU   : Lemah             
             VT    : Ø Lengkap
             KK   : Pecah
            TTV  :TD   :130/90mmHg
                        N                 :86x/mnt
                        S                  :37,5ᵒC
A  :    NY.P  G1P0A0 umur 27 tahun,hamil 41 minggu ,janin tunggal hidup intra uteri letak memanjang  preskep,puki,penurunan  kepala 0/5 bagian  Kala II  dengan Inertia Uteri
P   :      1. Beritahu  hasil  pemeriksaan  pada dokter
                 2.  Kolaborasi dengan dokter  untuk  tindakan Vaccum Ekstraksi
                      3.  Beri Informet concent pada ibu dan keluarga untuk  tindakan Vacum Ekstraksi             
            4.  Persiapkan  Perlengkapan  Vaccum  Ekstraksi
         Persiapkan ibu dalam posisi litotomi.
         Kosongkan kandung kemih dan rektum
         Bersihkan vulva dan perineum dengan antiseptik
         Beri infus
         Siapkan alat-alat yang diperlukan                            
5.      Siapkan  Perlengkapan  Kebutuhan Ibu dan  Bayi
Kebutuhan I: bu : 1 stel  pakaian  bersih  2 kain  jarik  dan  underpath Kebutuhan 
Bayi : 1 stel pakaian  bayi berupa: gurita ,celana bayi/popok Sarung tangan  dan  kaki 2 buah gedong, topi bayi
Injeksi  Vit  K

EVALUASI           Tanggal  14-7-2011     Pukul 10.00 WITA
1. Hasil pemeriksaan telah diberitahukan  kepada dokter
2. Telah dilakukan  kolaborasi dengan dokter untuk  tindakan  Vaccum  Ekstraksi
3. Pasien menyetujui Tindakan Vacum Ekstraksi
4. Persiapan  Vaccum  Ekstraksi  telah  disiapkan dan Vacum Ekstraksi telah berjalan dengan lancer
5. Perlengkapan  Ibu  dan  Bayi telah disiapkan.
6. Ibu sudah dibersihkan dan sudah di pakaikan baju,dan anak telah dipakaikan baju,gedong dan sudah dihangatkan
DATA  PERKEMBANGAN  VI      Tanggal 14-7-2011      Pukul 10.00 WITA
S   :    Ibu mengatakan  sudah  lega dan senang  atas kelahiran  bayinya
O  :    KU    : Cukup
          TTV  : TD : 130/70mmHg
                        N :80x/mnt
                        R:20x/mnt
                        S:37,5ᵒC
A  :    NY.P  G1P0A0 umur 27 tahun  post Vaccum  Ekstraksi
P   :      1. Observasi KU dan  TTV
                 2. Berikan  makan  dan  minum
                                    3. Berikan terapi  Sesuai advis dokter
                                    clinek  3x1
vocefa 2x1
Pospargin 3x1
Milmor 3x1
Negobion 1x1
EVALUASI               tanggal 14-10-2011 pukul 10.00 WITA
KU    : Cukup
TTV  : TD : 130/70mmHg
              N :80x/mnt
              R:20x/mnt
              S:37,5ᵒC
     Ibu bersedia makan dan minum
     Ibu bersedia minum obat yang telah di berikan bidan
Bayi telah lahir dengan  Vaccum Ekstraksi Pada Tanggal 14-7-2011  Pukul 10.00 WITA, BB :3150gr 
PB : 50cm , APGAR SCORE 7/8/9
Plasenta  Lahir spontan  Jam 10.05 WIB kesan  lengkap,perdarahan  ± 200 cc Heating Perinium  Derajat III
PENILAIAN APGAR SCORE
Kategori
1 Menit
5 Menit
10 Menit
1.  Warna kulit
2
2
2
2.  Frekuensi nadi
1
2
2
3.  Reaksi rangsangan
2
1
2
4.  Tonus otot
1
2
2
5.  Pernafasan
1
1
1
Jumlah
7
8
9

     Kala IV
Tanggal                  : 14-7-2011      Jam : 10.20 ( 2 jam PP)
TFU                       : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus      : baik
Perdarahan              : sedikit (±50 cc)
Tanda-tanda vital     :         TD: 130/70 mmHg
                                                          N: 80 x/mnt
                                                       S: 375°C                                 
                                                       R: 20x/mnt
            EVALUASI
              Catatan perkembangan masa nifas (6 jam PP)
              Tanggal : 14-7-2011                Jam : 16.20 WITA
              S     :    Ibu mengatakan  perut  terasa mules, mengeluh keluar darah sedikit
              O    :    TD: 130/70 mmHg                             S: 368 °C
                          N: 80x/menit                                       R: 20x/menit
                   TFU: 2 jari bawah pusat
                   Kontraksi        : baik, teraba keras dan globuler
                   Perdarahan      : 50 cc
                   Luka jahitan    : masih basah, bersih dikompres betadin
              A    :    P1  6 jam PP  
              P     :    -        Jelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien
                            TD: 130/80 mmHg                     S: 368 °C
                            N: 80x/menit                              R: 20x/menit
                            TFU: 1 jari bawah pusat
Kontraksi: baik, teraba keras dan globuler
                                      Perdarahan : 50 cc
                   -       Berikan KIE tentang:
                   -      mobilisasi dini
                   -      personal hygiene
                   -       nutrisi
                   -      tanda bahaya nifas






Jenis Ketrampilan     :EKSTRAKSI VAKUM
Lahan Praktek          : ………………………………............Tanggal : ………………………..........
KOMPONEN
NILAI



1
2
3
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK



Pelajari untuk memastikan bahwa ditemukan keadaan yang merupakan indikasi dan syarat ekstraksi vakum :
·           Presentasi kepala – posisi, sutura sagitalis, U2 kecil
·           Pembukaan serviks lengkap
·           Penurunan kepala pada stasion 0 atau tidak lebih dari 2/5 di atas sympisis



PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN



-            Pasien



-            Penolong



-            Bayi



PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN



TINDAKAN SEBELUM MELAKUKAN EKSTRAKSI VAKUM



1.        Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk kering dan bersih atau pengering udara



2.        Pakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi pada kedua tangan



3.        Bersihkan vulva sekitarnya dengan larutan antiseptic



4.        Lakukan kateterisasi urin bila penuh



5.        Periksa apakah semua bagian dari ekstraktor vakum telah tersambung dengan baik dan cek kemampuan ekstraktor vakum pada tangan yang bersarung tangan



6.        Periksa persiapan untuk menolong bayi



7.        Lakukan pemeriksaan dalam untuk :
·         Memastikan terpenuhinya persyaratan ekstraksi vakum
·         Menilai sutura sagitalis dan menentukan letak ubun-ubun kecil



PEMASANGAN MANGKOK VAKUM



1.        Masukkan mangkok vakum melalui introitus vagina secara miring, dan setelah melewati introitus pasangkan pada kepala bayi (perhatikan agar tepi mangkok tidak terpasang pada bagian yang tidak rata/ moulage di daerah ubun- ubun kecil)



2.        Dengan jari tengah dan telunjuk, tahan mangkok pada posisinya dan dengan jari tengah dan telunjuk tangan yang lain, lakukan pemeriksaan di sekeliling tepi mangkok untuk memastikan tidak ada bagian vagina atau porsio yang terjepit diantara mangkok dan kepala



3.        Lakukan episiotomi, bila diperlukan, agar mangkok terpasang dengan benar



4.        Setelah hasil pemeriksaan baik, keluarkan jari tangan kanan dan jari tangan kiri penahan mangkok tetap pada posisinya



5.        Instruksikan asisten untuk menurunkan tekanan membuat tekanan negatif (dalam mangkok) secara bertahap



6.        Pompa tekanan hingga mencapai -0,2 kg/cm², periksa ulang pemasangan mangkok vakum, kemudian naikkan hingga -0.6 kg/cm² (menaikkan tekanan tunggu tiap 2 menit)
·      Ingat: jangan gunakan tekanan maksimal pada kepala lebih dari 8 menit



7.        Sambil menunggu adanya his, jelaskan pada pasien bahwa pada puncak his, pasien harus mengedan sekuat dan selama mungkin. Tarik lipat lutut menggunakan lipat siku agar tekanan abdomen menjadi lebih efektif



PENARIKAN



1.        Pada puncak his, minta pasien untuk mengedan, secara simultan lakukan penarikan mangkuk vakum dengan pengait dengan arah sesuai sumbu panggul dan tegak lurus terhadap mangkok. Letakkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri di batas tepi mangkok dengan kulit kepala bayi (untuk meraba kemungkinan mangkok terlepas dan menilai penurunan kepala) dan ibu jari di atas mangkok bagian anterior (untuk menekan mangkok bila akan terlepas)



2.        Minta asisten untuk memeriksa denyut jantung janin
·      Bila belum berhasil pada tarikan pertama ulangi kembali pada tarikan kedua. Episiotomi (pada perinium yang kaku) dapat dilakukan pada saat kepala mendorong perinium dan tidak masuk kembali
·      Bila dilakukan tarikan ketiga dengan benar dan kepala bayi tidak turun, sebaiknya dilakukan rujukan pasien
·      Bila pada penarikan ternyata mangkok terlepas hingga dua kali, lakukan rujukan pasien
·      Lakukan tarikan dengan ekstraktor vakum maksimal 25 menit



3.        Saat suboksiput berada dibawah simpisis, arahkan tarikan ke atas hingga berturut-turut lahir dahi, muka, dan dagu



4.        Lepaskan mangkok vakum setelah kepala lahir dengan melepaskan tekanan negatif.



MELAHIRKAN BAYI



1.        Kepala bayi dipegang biparietal, gerakkan kebawah untuk melahirkan bahu depan kemudian gerakkan keatas untuk melahirkan bahu belakang, dilanjutkan dengan “hand manuver” untuk melahirkan badan dan kaki



2.        Bersihkan muka (hidung dan mulut) dengan kain bersih, letakkan bayi pada perut ibu, keringkan kepala dan badan, potong tali pusat dan serahkan bayi pada ibu untuk disusui/ IMD



MELAHIRKAN PLASENTA



1.        Berikan suntikan Oksitosin 10 IU intramuskuler



2.        Lakukan tarikan tali pusat terkendali, lahirkan plasenta dengan menarik tali pusat ke arah bawah serta tangan yang lain ke arah dorso kranial



3.        Lakukan masase fundus uteri untuk merangsang kontraksi uterus



4.        Periksa kelengkapan plasenta (perhatikan adanya bagian yang lepas atau tidak lengkap)



5.        Masukkan plasenta kedalam tempat yang telah disediakan



EKSPLORASI JALAN LAHIR



1.        Perhatikan dan periksa apakah terdapat robekan perpanjangan luka episiotomi atau robekan dinding vagina di tempat lain



2.        Pasang spekulum Sim’s , ambil 2 buah klem ovum, lakukan penjepitan secara bergantian ke arah samping serta searah jarum jam dan perhatikan ada tidaknya robekan pada porsio



3.        Bila terdapat robekan, lakukan penjahitan. Bila dilakukan episiotomi, lakukan perbaikan luka episiotomi.



PENCEGAHAN INFEKSI PASCA TINDAKAN



1.        Sebelum melepaskan sarung tangan, kumpulkan dan buang kasa, sampah lain yang telah dipakai pada tempat yang telah disediakan atau kantong plastic



2.        Masukkan selang karet, mangkok dan penarik ekstraktor vakum dalam larutan chlorin 0,5% untuk dekontaminasi



3.        Bilas dan bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan tersebut



4.        Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, keringkan dengan handuk kering dan bersih atau pengering udara



PERAWATAN PASCA TINDAKAN



1.        Periksa kembali tanda vital pasien, lakukan tindakan dan berikan instruksi lebih lanjut bila diperlukan



2.        Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan tindakan dalam kolom/ formulir yang tersedia dalam status pasien



3.        Tegaskan pada petugas yang merawat untuk melaksanakan instruksi pengobatan dan perawatan serta melaporkan segera bila pada pemantauan lanjut terdapat perubahan yang harus diwaspadai










2 komentar:

Anonim mengatakan...

blh kan gw cofy

Griya Sehat Bidan mengatakan...

silahkan...