KATA PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
kemurahannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang judul “SYOK OBSTETRI”,walaupun masih jauh
dari kesempurnaan.
Dengan
tersusunnya makalah ini diharapkan dapat membantu teman- teman dalam hal ini
mahasiswi jurusan kebidanan dalam rangka pemahaman yang lebih seksama dari
materi yang disajikan.
Dalam
materi ini disajikan secara ringkas hal- hal yang perlu diketahui yang
berkaitan dengan materi yang disajikan. Penulis sangat menyadari bahwa apa yang
disajikan ini masih jauh dari kesempurnaan, walaupun penulis yakin bahwa sajian
materi ini akan sdangat bermaanfaat bagi para mahsiswi guna membantu kelancaran dan kemudahan dalam
memahami materi yang disajikan. Penulis senantiasa akan berupaya memperbaiki
makalah ini sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan
penulis guna penyempurnaan makalah ini.
Demikianlah
yang dapat saya sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Makassar , Oktober 2012
A. PENGERTIAN
1. Syok adalah suatu keadaan disebabkan
gangguan sirkulasi darah ke dalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil
metabolisme.
2. Syok
ialah suatu yang keadaan yang timbul di mana sistem peredaran tubuh terganggu
sehingga tidak dapat memenuhi keperluan. Alat vital tubuh akan kehilangan
cairan dan zat – zat yang di perlukannya. Akibatnya fungsi alat – alat vital
itu pun terganggu. (120, Kartono Mohamad,
Pertolongan Pertama, PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta)
3. Syok
sulit di definisikan, Hal ini
berhubungan dengan sindrom klinik yang di namis, yang di tandai dengan
perubahan sehubungan penurunan sirkulasi volume darah yang menyebabkan
ketidaksadaran jika tidak di tangani dapat menyebabkan kematian. ( Tindakan
paramedis tahap kegawatan dan pertolongan pertama, edisi 2. Buku kedokteran EGC
Muriei skeet, 203, 1993 jakarta ).
4. Syok
adalah berkurangnya darah dalam peredaran darah umum dengan di sertai gangguan
pembuluh darah dalam jaringan pada tingkat pembuluh darah kapiler jaringan
tubuh. (AS. Keb pat. 2011, 82 ).
B.
JENIS DAN ETIOLOGI
1. Syok Hemoragik
Adalah
suatu syok yang disebabkan oleh perdarahan yang banyak. Akibat perdarahan pada
kehamilan muda, misalnya abortus, kehamilan ektopik dan penyakit trofoblas
(mola hidatidosa); perdarahan antepartum seperti plasenta previa, solusio
plasenta, rupture uteri, dan perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri
dan laserasi jalan lahir.
2. Syok Neurogenik
Yaitu
syok yang akan terjadi karena rasa sakit yang berat disebabkan oleh kehamilan
ektopik yang terganggu, solusio plasenta, persalinan dengan forceps atau
persalinan letak sungsang di mana pembukaan serviks belum lengkap, versi dalam
yang kasar, firasat/tindakan crede, ruptura uteri, inversio uteri yang akut,
pengosongan uterus yang terlalu cepat (pecah ketuban pada polihidramnion), dan
penurunan tekanan tiba-tiba daerah splanknik seperti pengangkatan tiba-tiba
tumor ovarium yang sangat besar.
3. Syok Kardiogenik
Yaitu
syok yang terjadi karena kontraksi otot jantungyang tidak efektif yang
disebabkan oleh infark otot jantung dan kegagalan jantung. Sering dijumpai pada
penyakit-penyakit katup jantung.
4. Syok Endotoksik/septic
merupakan
suatu gangguan menyeluruh pembuluh darah disebabkan oleh lepasnya toksin.
Penyebab utama adalah infeksi bakteri
gram nagatif. Sering dijumpai pada abortus septic, korioamnionitis, dan infeksi
pascapersalinan.
5. Syok Anafilatik
yaitu
syok yang sering terjadi akibat alergi /hipersensitif terhadap obat-obatan.
Penyebab syok yang lain seperti
emboli air ketuban, udara atau thrombus, komplikasi anastesi dan kombinasi
seperti pada abortus inkompletus (hemoragik dan ensotoksin) dan kehamilan ektopik
terganggu dan rupture uteri (hemoragik dan neurogenik).
ETIOLOGI
a. Pendarahan
b. Abortus
c. Infeksi
berat
d. Solusio
Plasenta
e.
Luka jalan lahir
f.
Emboli air ketuban
g. Inversio
uteri
h. Syok
postular
i.
Kolaps
Vasomotor pospartum
j.
Fakta predisposisi timbulnya syok
SYOK
HEMORAGIK DALAM OBSTETRIK DAPAT DI JUMPAI PADA :
1.
Antepartum : Plasenta previa, solusio plasenta,
abortus.
2. Intrapartum
: Rupture uteri.
3. Pospartum : Pendarahan post partum, Luka jalan lahir.
C. PATOFISIOLOGI
Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan cara mengaktifkan 4 sistem major fisiologi tubuh: sistem hematologi, sistem kardiovaskular, sistem renal dan sistem neuroendokrin.system hematologi berespon kepada perdarahan hebat yag terjadi secara akut dengan mengaktifkan cascade pembekuan darah dan mengkonstriksikan pembuluh darah (dengan melepaskan thromboxane A2 lokal) dan membentuk sumbatan immatur pada sumber perdarahan. Pembuluh darah yang rusak akan mendedahkan lapisan kolagennya, yang secara subsekuen akan menyebabkan deposisi fibrin dan stabilisasi dari subatan yang dibentuk. Kurang lebih 24 jam diperlukan untuk pembentukan sumbatan fibrin yang sempurna dan formasi matur.
Sistem kardiovaskular awalnya berespon kepada syok hipovolemik dengan meningkatkan denyut jantung, meninggikan kontraktilitas myocard, dan mengkonstriksikan pembuluh darah jantung. Respon ini timbul akibat peninggian pelepasan norepinefrin dan penurunan tonus vagus (yang diregulasikan oleh baroreseptor yang terdapat pada arkus karotid, arkus aorta, atrium kiri dan pembuluh darah paru. System kardiovaskular juga merespon dengan mendistribusikan darah ke otak, jantung, dan ginjal dan membawa darah dari kulit, otot, dan GI.
System urogenital (ginjal) merespon dengan stimulasi yang meningkatkan pelepasan rennin dari apparatus justaglomerular. Dari pelepasan rennin kemudian dip roses kemudian terjadi pembentukan angiotensi II yang memiliki 2 efek utama yaitu memvasokontriksikan pembuluh darah dan menstimulasi sekresi aldosterone pada kortex adrenal. Adrenal bertanggung jawab pada reabsorpsi sodium secra aktif dan konservasi air.
System neuroendokrin merespon hemoragik syok dengan meningkatkan sekresi ADH. ADH dilepaskan dari hipothalmus posterior yang merespon pada penurunan tekanan darah dan penurunan pada konsentrasi sodium. ADH secara langsung meningkatkan reabsorsi air dan garam (NaCl) pada tubulus distal. Ductus colletivus dan the loop of Henle.
Patofisiology dari hipovolemik syok lebih banyak lagi dari pada yang telah disebutkan . untuk mengexplore lebih dalam mengenai patofisiology, referensi pada bibliography bias menjadi acuan. Mekanisme yang telah dipaparkan cukup efektif untuk menjaga perfusi pada organ vital akibat kehilangan darah yang banyak. Tanpa adanya resusitasi cairan dan darah serta koreksi pada penyebab hemoragik syok, kardiak perfusi biasanya gagal dan terjadi kegagalan multiple organ.
D. TANDA
DAN GEJALA
1. Kesadaran
penderita menurun
2. Nadi
berdenyut cepat ( Lebih dari 140 */menit ) Kemudian melemah, lambat dan
menghilang.
3. Penderita
merasa mual ( mau muntah )
4. Kulit
penderita dingin, lembab dan pucat.
5. Nafas
dangkal dan kadang tak teratur.
6. Mata
penderita nampak hampa, tidak bercahaya dan manik matanya/pupil ) melebar.
Adapun dari
buku lain tanda – tanda terjadinya syok obstetri yaitu :
1. Nadi cepat dan halus
( > 112 / menit )
2.Menurunnya tekanan darah
( diastotik < 60 )
3. Pernapasan cepat ( Respirasi > 32 / menit )
4.
Pucat ( terutama pada konjungtiva palpebra, telapak tangan, bibir )
5. Berkeringat, gelisa, aptis / bingungan / pingsan / tidak sadar.
6. Penanganan awal sangat penting untuk menyelamatkan jiwa pasien.
E.
MEKANISME TERJADINYA SYOK
1. Syok Hipovolemik terjadi karena
volume cairan darah intravaskula berkurang dalam
jumlah yang banyak dan dalam waktu yang singkat. Penyebab
utama adalah pendarahan akut. 20% volume darah total.
2. Syok septik sering terjadi pada orang
dengan gangguan imunitas dan pada usia tua. Akibat dari reaksi tubuh melawan
infeksi, bakteri mati dan mengeluarkan Endotaksin melalui mekanisme yang belum
jelas mempengaruhi metabolisme sel dan merusak sel jaringan di sekitarnya. Sel
yang di rusak ini mengeluarkan enzim usosom dan Histamin. Enzim usosom masuk
peredaran darah sampai ke jaringan lain dan menyebabkan kerusakan sel lebih
banyak lagi serta sebagai pemicu dikeluarkannya Bradikinin. Bradikinin dan
Histamin menyebabkan vasodilasi pembulu darah tepi secara masif dan
meningkatkan permeabilitas kapler ( fase hangat syok septik ).
F. PENANGANAN SYOK
HIPOVOLEMIK
1.
Periksa tanda vital.
Selimuti tubuh pasien agar hangat karena hipotermia akan memperburuk
kondisi pasien. Jangan berikan sumber panas dari luar.
Miringkan kepala / tubuh pasien untuk mencegah aspirasi muntahan. Jangan
berikan sesuatu melalui mulut ( dapat terjadi aspirasi atau persiapan tindakan
operatif ).
2. Bebaskan
jalan nafas
Pastikan
jalan nafas bebas, bila tersedia, berikan oksigen melalui slang atau mamasker
dengan kecepatan 6-8 liter / menit.
3. Tinggikan
tungkai
Posisi
demikian akan membantu beban kerja jantung bila setelah posisi tersebut,
ternyata pasien menjadi sesak, mungkin terjadi kegagalan jantung dan edema
paru. segeracairan
Pada
keadaan seperti itu, turunkan lagi tungkai pada posisi datar / semula dan
tinggikan tubuh untuk mengurangi tekanan
hidrostatik
di paru.
4. Perbaiki
cairan tubuh, berikan segera cairan isotonik.
Berikan isotonic (Ringer
Laktat atau garam fisiologis) 1 liter dalam 15-20 menit kemudian lanjutkan
hingga mencapai 3 liter (lihat kondisi pasien) dalam 2-3 jam. Pada umumnya syok
hipovelemik memerlukan tiga liter cairan untuk stabilisasi atau mengembalikan
cairan tubuh yang hilang. Jangan berikan cairan per oral.
5.
Tranfusi darah.
Bila konsetrasi Hb< 6 gr
% atau hematokrit < 20 keadaan ini menunjukkan kondisi yang kritis (kehilangan
sangat banyak butir – butir darah merah) sehingga mutlak diberi transfuse darah
agar perfusi ( pasokan oksigen) ke jaringan pulih kembali.
6. Pemeriksaan
Labaratorium.
Periksa hemoglobin,
hematokrit, jumlah eritrosit dan lekosit, trombosit, golongan darah, uji
padanan silang (crossmatch) dan bila tersedia, periksa gas dan nitrogen urea
darah. Ukur jumlah dan produksi urin, produksi dibawah 50 ml / jam menunjukkan
hipovolemia.
7.
Antibiotik
Bila terdapat tanda-tanda
infeksi (demam, menggigil, darah bercampur secret berbau, hasil periksa apusan
atau biakan darah) segera berikan antibiotika spektrun luas.
Periksa dan bersihkan bekuan
darah atau massa kehamilan didalam lumen vagina disebabkan oleh sisa konsepsi
dalam kavum uteri maka lakukan evakuasi konsepsi dengan prosedur Aspirasi Vakum
Manual (AVM)
F. Tinjauan Proses Manajemen
Asuhan Kebidanan
1.
Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen
kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu
keputusan yang berfokus pada klien.
Pengertian manajemen kebidanan menurut beberapa sumber :
a.
Menurut buku 50th IBI, 2007.
Manajemen
kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode
pemecahan masalah secara sistimatis mulai dari pengkajian, analisis data,
diagnosisi kebidanan, perencananan, pelaksanaan dan evaluasi.
b.
Menurut Depkes RI 2005.
Manajemen
kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu dan anak yang
khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada individu, keluarga dan masyarakat.
c.
Menurut Helen Varney
Manajemen
kebidanan menjelaskan bahwa proses mananajemen merupakan proses pemecahan masalah
yang ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun1970an.
(Fitramaya,
Dokumentasi Kebidanan. 2009 hal 113 dan
Asrinah dkk. Konsep Kebidanan. 2010 hal 110 - 111)
2.
Proses Dalam Manajemen Asuhan
Kebidanan
Tahapan Manajemen Asuhan Kebidanan
1.
Langkah I (Tahapan Pengumpulan
Data)
Pada
langkah pertama ini semua informasi yang akurat dan lengkap dikumpulkan dari
semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dapat
dilakukan melalui anamnesis. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan
pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang
2.
Langkah II (Interpretasi Data)
Pada
langkah ini bidan melakukan identifikasi diagnosis atau masalah berdasarkan
interpertasi yang akurat terhadap data-data yang telah di kumpulkan. Data dasar
yang sudah di kumpul di interpertasikan sehingga dapat merumuskan diagosis dan
masalah yang spesifik. Masalah juga sering menyertai diagnosis, sebagai contoh :
a)
Diagnosis : kemungkinan wanita
hamil
masalah : wanita tidak
menginginkan kehamilannya
b)
Diagnosis : wanita hamil
trimester III
masalah
: wanita
merasa takut terhadap proses persalinan dan melahirkan yang sudah tidak dapat
di tunda lagi.
Diagnois
kebidanan adalah diagnosis yag ditegakan bidan dalam lingkup praktik kebidaan
dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan.
3.
Langkah III (Idetifikasi
Diagnosis Atau Masalah Potensial)
Pada
langkah ini kita mengidetifikasi maslah atau diagnosis potensial berdasarkan
diagnosis/masalah yang sudah di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi,
bila memungkinkan dilakukan pencegahan. bidan diharapkan waspada dan bersiap
mencegah diagnosis/ masalah potensial bila terjadi.
4.
Langkah IV (Menetapkan
Konsultasi Dan Penangan Segera)
Pada
langkah ini, bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau segera melakukan
konsultasi atau melakukan penangan bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan
dari proses penatalaksaan kebidanan. Jadi, penatalaksanan bukan hanya selama
asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi selama hamil
bersama bidan secara terus menerus, pada waktu wanita tersebut dalam masa
persalinan.
5.
Langkah V (Menyusun rencana
asuhan menyeluruh)
Pada
langkah ini di rencanakan asuhan yang menyeluruh dan ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan penatalakasanana
terhadap masalah yang telah di identifikasi atau antisipasi. Pada langakah ini
informasi atau data yang tidak lengkap dapat di lengkapi
6.
Langakah VI (Penatalankasaan
Langsung Asuhan Dengan Efisien Dan Aman)
Pada
langkah ini, rencana asuhan menyeluruh yang telah diuraikan pada langkah ke-5
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanana ini di lakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan lain. Walaupun
bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksaannya (mis, memastikan agar langkah pelaksanan tepat). Dalam
situasi ketika bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang
mengalami komplikasi, bidan tetap bertanggung jawab dalam penatalaksaan asuhan
klien sesuai rencana asuhan bersama yang menyeluruh. Penatalaksaan yang efisien
akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan asuhan klien. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan
telah di laksanakan.
7.
Langkah VII (Evaluasi)
Pada
langakah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah di berikan,
meliputi apakah pemenuhan kebutuhan telah terpenuhi sesuai diagnosis dan
masalah. Rencana dianggap efektif jika memang benar efektif pelaksaannya.
(Fitramaya, Dokumentasi Kebidanan hal 115 - 119)
Pedokumentasian Asuhan Kebidanan
a.
Subjektif
Data
atau fakta yang merupakan informasi yang dikatakan oleh klien termasuk biodata
diperoleh dari hasil wawancara langsung pada pasien atau dari keluarga klien
b.
Objektif
Data
yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, serta pemeriksaan laboratorium. Dan pemeriksaan
ini di peroleh dari pemeriksaan radio diagnostik
c.
Assessment
Merupakan
keputusan yang ditegakan dari hasil perumusan maslah yang mencakup kondisi,
masalah dan prediksi terhadap kondisi tersebut atau kesimpulan dari data-data
subjektif/objektif
d.
Planning
Rencana
tindakan yang di lakukan berdasarkan hasil pengevaluasian.
(Fitramaya, Dokumentasi Kebidanan hal 122-125)
Table 1. Pendokumentasian Manajemen
Asuhan Kebidanan
Alur Pikir Bidan
|
Proses
Manejemen
Kebidanan
|
Pencatatan
dari
Asuhan
Kebidana
|
Pendokumentasian
Asuhan
Kebidanan
|
7 Langkah dari
Halen Varney
|
5 langkah
Kompetensi Kebidanan
|
Soap Notes
|
1.
Pengumpulan data
|
Data
|
Subjektif
Objektif
|
2.
Merumuskan diagnose/masalah
actual
3.
Anisipasi Diagnosa/ masalah
potensial
4.
Tindakan segera dan
kolaborasi Asuhan Kebidanan
|
Aessesment/diagnosa
|
Aessesment/diagnosa
|
5.
Rencana tindakan Asuahan
kebidanan
|
Membuat rencana
|
Planning :
a.
Konsul
b.
Tes Lab
c.
Rujukan
d.
Pendidikan
e.
Follow up
|
6.
Implementasi
|
Implementasi
|
|
7.
Evaluasi
|
Evaluasi
|
(sumber
: salmah dkk. Tahun 2006, hal 171 174)
PENDOKUMENTASIAN HASIL
ASUHAN KEBIDANAN
(SOAP)
NO. Register : 129327
Tanggal MRS : 04 Juli 2011 jam 08.00 wita
Tanggal Pengkajian : 04 Juli 2011 jam 09.45 wita
LANGKAH.
I IDENTIFIKASI DATA DASAR
Identitas
Istri / Suami
Nama :
Ny. “ K “ / Tn. “ S“
Umur :
29 tahun / 31tahun
Suku :
Makassar / Bugis
Agama :
Islam / Islam
Pendidikan : SD/ SMP
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Lama Menikah : ± 10 tahun
Alamat
:Jl.
Sampulungan Baru Desa Tamalatea, Takalar.
SUBJEKTIF
( S )
1. Hamil kedua dan tidak pernah
keguguran.
2. Haid Terakhir 09 April 2011
3. Jatuh dari kamar mandi 2 hari yamg
lalu dengan posisi duduk.
4. Mulai timbul sejak Tanggal 28 Juni
2011 jam 13.00 Wita, keluar darah dari jalan lahir sedikit-sedikit kemudian banyak,
menggumpal dan kehitaman, setiap 15 menit ganti pembalut.
5. Ibu mengeluh nyeri pada perut bagian
bawah
6.
Keluhan
dirasakan sangat mengganggu aktivitas sehingga ibu takut bergerak.
7.
Ibu
khawatir dengan kehamilannya
8.
Ibu
berharap kehamilannya dapat berlanjut.
OBJEKTIF
( O )
1.
Ibu
tampak lemah.
2.
Tampak
ekspresi wajah ibu meringis dan cemas.
3.
Tampak
perdarahan dari jalan lahir berwarna merah kehitaman.
4.
TP
16 Januari 2012
5.
Tampak
sisa darah terutama pada daerah genetalia dan anus.
6.
Tanda
tanda vital
a.
Tekanan
darah : 90/60 mmHg
b.
Pernapasan : 20 ×/menit
c.
Denyut
nadi :76×/menit
d.
Suhu
badan : 36,8°C
6. Pemeriksaan dalam oleh dr. A tanggal 04 Juli
pukul 08.00 Wita
b.
Vulva
/ vagina :
Tak ada kelainan
c.
Portio : Lunak, tebal
d.
OUE
/ OUI :
Terbuka 3 cm, teraba jaringan
e. AD / CD T : Antefleksi,uterus membesar
sesuai dengan umur kehamilan
f.
Pelepasan : Darah (+)
7. Pemeriksaan
laboratorium tanggal 04 Juli 2011 jam 08.10 Wita
a.
Haemoglobin
( Hb ) : 10,6 gr/%
b.
WBC : 12.5 X 103/ml
c.
RBC : 4,58 X106ml
d.
MCV : 86,0 fl
e.
MCHC : 33,5 g/ml
f.
PLT : 323 X 103/ml
g.
CT : 7 menit 15
detik
h.
BT : 2 menit 30
detik
i.
GDS : 103 mg /dl
j.
Plano
Tes : Positif
ASESSMENT
( A )
1.
G
II P I A 0, Abortus spontan Inkomplit dengan masalah nyeri perut bagian bawah
dan kecemasan.
2.
Potensial
terjadi syok hipovolemik
PLANNING
( P )
Tanggal
04 Juli 2011 jam 10.56 Wita
1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan
kehamilannya bahwa kehamilannya kali ini mengalami masalah dan tidak bisa
dipertahankan lagi sehingga membutuhkan penanganan yang tepat dan cepat untuk
mencegah hal hal yang fatal.
Hasil : Prosedur terlaksanakan dan ibu
bisa mengerti dengan keadaan yang dialami.
2. Memasang infus RL
Hasil : Terpasang infus RL menetes
dengan baik pada tangan sebelah kiri dengan 28 tetes/menit.
3. Mengobservasi tanda tanda vital
Hasil
:
a.
TD : 90/60 mmHg
b. P :
20 ×/menit
c. N :
76 ×/menit
b. S :
36,8°C
4.
Menjelaskan
tentang penyebab nyeri dan menganjurkan ibu untuk melakukan tekhnik relaksasi
bila timbul rasa nyeri.
Hasil : Prosedur terlaksanakan dan ibu mengerti apa
yang dijelaskan oleh bidan/ perawat.
5.
Membantu
ibu mengatur posisi syang nyaman sesuai dengan kebutuhannya.
Hasil : Klien memilih berbaring dengan telentang
6.
Memberi
kesempatan pada ibu untuk mengungkapkan perasaannya.
Hasil
: Klien telah mengutarakan perasaan kepada petugas kesehatan (bidan).
7.
Melakukan
Informed consent.
Hasil
: klien bersedia menandatangani bukti
persetujuan tindakan
8.
Penatalaksanaan
untuk tindakan kuret.
Hasil
:
a.
Jam
10.00 : Memberitahu pasien dan keluarga
pasien bahwa akan dilakukan tindakan
operasi kuret kuret pada pukul 11.00
b.
Jam
10.30 : Memasukkan oksitosin 10 unit ke
dalam cairan infus RL 28 tetes/menit
9. Menyiapkan
alat kuret.
Hasil
: Menyiapkan alat – alat kuret diatas meja steril yaitu:
a. Speculum sims 1 pasang
b. Tampon tang 1 buah
c. Tenaculum 1 buah
d. Sonde uterus 1 buah
e. Abortus tang 1 buah
f. Kuret tumpul 1 buah
g. Kuret tajam 1 buah
h. Kateter karet 1 buah
i. Doek steril
j. Sarung tangan DTT 2 pasang
k. Jarum suntik 5 ml 1 buah
l. Com berisi bethadine
m. Gaas steril beberapa lembar
n. Kapas steril beberapa lembar
o. Lampu sorot
10. Menatalaksanakan
pemberian analgetik dan antibiotic.
Hasil
:
a. Cefadroxil 2 × 1
b. SF 1x 1
c. Asam mefanamat 3 x 1
d. Metyl erghometrin 3 × 1
Daftar Pustaka
Kartono
Muhammad, 2001. Pertolongan Pertama, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Murei Skeet, 1993.Tindakan Paramedis
Tahap Kegawatan dan Pertolongan Pertama,
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Asuhan Patologi, 2011.
Fitramaya, 2007. Dokumetasi Kebidanan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar