KELAINAN PADA OVARIUM
A.
Definisi
Kelainan
ovarium merupakan manifestasi penyimpangan pertumbuhan dan pembentukan organ
tubuh. Penyebab kelainan pada ovarium tidak diketahui dengan pasti, tetapi
dapat diduga karena penyimpangan kromosom, pengaruh hormonal, lingkungan
endometrium yang kurang subur, kelainan metabolisme, pengaruh obat teratogenik
dan infeksi khususnya infeksi virus.
B.
Jenis-
jenis
1. Tumor
jinak
a. Pengertian
tumor jinak
Tumor jinak ovarium adalah
bentuk padat atau kista yang dapat tumbuh secara alami. Tumar ovarium biasanya
asimtomatis sampai mereka besar yang dapat menyebabkan tekanan pada pelvic ini
merupakan deteksi dini dari keganasan.
b. Etiologi
1) Sampai
sekarang penyebab dari kistik ovarium belum di temukan secara pasti, tetapi
beberapa pendapat para ahli menyebutkan bahwa individu yang mempunyai riwayat
herediter mengidap tumor presentasinya lebih tinggi daripada yang tidak
mempunyai riwayat tumor.
2) Mengenai
terjadinya kista ada 2 teori, disebabkan oleh karena perkembangan folikel yang
tidak sempurna pada akhir stadium glastomer. Tumor ini berasal dari
perkembangan sel telur yang tidak di buahi dalam ovarium (Manuaba IBG, 2011)
c. Patofisiologis
Kista ini terjadi karena
kegagalan proses ovulasi dan kemudian cairan intrafolikel tidak diabsorbsi
kembali. Pada beberapa keadaan, kegagalan ovulasi juga dapat terjadi secara
artificial dimana gonadrotropin diberikan secara berlebihan untuk menginduksi
ovulasi. Kista ini tidak menimbulkan gejala yang spesipik. Jarang menimbulkan
rasa sakit, ruftur atau perdarahan. Ada yang menghubungkan dengan siklus
menstruasi (Wiknjosastro hanifa, 2011)
d. Tanda
dan gejala
Gejala akibat tumor ovarium
dapat di jabarkan sebagai berikut :
1) Gejala
akibat pertumbuhan
a) Menimbulkan
rasa berat di abdomen bagian bawah
b) Mengganggu
BAK atau defekasi
c) Tekanan
tumor dapat menimbulkan obstipasi atau edema pada tungkai bawah.
2) Gejala
akibat perubahan hormonal
Ovarium merupakan sumber
hormon wanita, sehingga bila menjadi tumor menimbulkan gangguan siklus
menstruasi. Gejala klinik akibat komplikasi yang terjadi pada tumor yaitu,
terjadi perdarahan, menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen.
e. Gambaran
klinis
Penemuan kista folikel dapat
dilakukan melalui pemeriksaan USG transvaginal. Diagnosis banding kista folikel
adalah salpingitis, endometriosis, kista lutein dan kista neoplastik lainnya.
f. Penatalaksanaan
Tatalaksana kista folikel
dapat dilakukan dengan melakukan peralatan laparaskopi. Pastikan dulu bahwa
kista yang akan dilakukan fungsi adalah kista folikel karena bila terjadi
kesalahan identifikasi dan kemudian kista tersebut tergolong neoplastik ganas,
maka cairan tumor invasif akan menyebar didalam rongga peritoneum.
2.
Kista
Ovarium
a. Pengertian
kista ovarium
Kista ovarium adalah bentuk
atau jenis yang paling sering terjadi pada ovarium yang mempunyai struktur
dinding yang tipis, mengandung cairan serosa dan sering terjadi selama masa
menopouse.
Kista ovarium adalah tumor jinak yang diduga timbul dari
bagian ovum yang normalnya menghilang saat menstruasi, asalnya tidak
teridentifikasi dan terdiri atas sel- sel embrional yang tidak berdiferensiasi,
kista ini tumbuh lambat dan ditemukan selama pembedahan yang mengandung
material sabasae kental berwarna kuning yang timbul dari lapisan kulit.
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti
balon berisi air, dapat tumbuh dimana saja dan jenisnya bermacam- macam. Kista
yang berada di dalam maupun permukaan ovarium (indung telur) disebut kista
ovarium atau tumor ovarium
b. Klasifikasi
Pembagian kista ovarium
berdasarkan non neoplastik dan neoplastik yaitu :
1) Non
neoplastik
(a) Kista
folikel
(b) Kista
korpus luteum
(c) Kista
teka lutein
(d) Kista
inklusi germinal
(e) Kista
endometrium
(f) Kista
stein-levental
2) Neoplastik
(a) Kista
ovari simpleks
(b) Kista
denoma ovari musinosum
(c) Kista
denoma ovari serosum
(d) Kista
endometrioid
(e) Kista
dermoid
Pembagian
kista ovarium berdasarkan lokasi :
1) Kista
bebas (penduculata)
(a) Gerakan
bebas
(b) Batas
jelas
2) Kista
intraligamentair
(a) Letaknya
diantara 2 ligamentum
(b) Gerakan
terbatas
(c) Tampak
pembuluh darah yang bersilang satu sama lain
3) Kista
pseudo intraligamentair
(a) Letaknya
diluar ligamentum
(b) Gerakannya
terbatas, karena perlekatan (infeksi, metafase)
(c) Gambaran
pembuluh darah bebas
C. Etiologi
Sampai
sekarang ini penyebab dari kista ovarium belum sepenuhnya diketahui, tetapi beberapa teori menyebutkan
adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik
ovarium hipotalamus. Beberapa dari literatur menyebutkan bahwa penyebab
terentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur (folikel) untuk
berovulasi. Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan
kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi fungsi
ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak
menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Ovarium yang abnormal
kadang menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna
didalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan gagal
melepaskan sel telur, karena itu terbentuk kista didalam ovarium.
Kista
ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan
menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe
folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini
terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol.
Cairan
yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari
perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus,
kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.
Kista ini disebut dengan kista dermoid.
D. Patofisiologis
1. Kista
non neoplasma
a) Kista
non fungsional
Kista inkulasi data konteks
yang dalam timbul invaginasi dan permukaan epitelium yang berkurang. Biasanya
tunggal dan multipel, terbentuk variabel dan terbatas pada cuboidal yang tipis,
endometri dan epitelium tuba berkurang 1 cm sampai beberapa cm.
b) Kista
fungsional
(1) Kista
folikel, kista ini dibentuk ketika folikel yang matang menjadi ruptur atau
folikel yang tidak matang direabsobsi cairan folikuler di antara siklus
menstruasi. Bila ruptur menyebabkan nyeri akut pada pelvis, evaluasi lebih
lanjut dengan USG atau laparaskopi. Operasi dilakukan pada wanita sebelum perbetas,
setelah menopause atau kista lebih dari 8 cm.
(2) Kista
korpus luteum terjadi karena bertambahnya sekresi progesteron setelah ovulasi.
Ditandai dengan keterlambatan menstruasi atau menstruasi yang panjang, nyeri
abdomen bawah pelvis. Jika ruptur perdarahan intraperitorial, terapinya adalah
ooverektomi.
(3) Kista
tuba lutein, ditemui pada kehamilan mola, terjadi 50% dari semua kehamilan
dibentuk sebagian hasil lamanya stimulasi ovarium, berlebihnya HCG. Tindakannya
adalah mengangkat mola.
(4) Kista
stein lavental, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan
hiperstimuli ovarium dengan produk kista yang banyak. Hiperplasi endometrium
dan karsinoma dapat terjadi pengobatan dengan kontrasepsi oral untuk menekan
produksi dan overektomi.
2. Kista
neoplasma jinak
a) Kista
ovari simpleks. Kista ini bertangkai dan dapat menyebabkan torsi. Diduga kista
ini adalah jenis kista denoma serosum yang kehilangan kelenjar karena tekanan
cairan dalam kista. Tindakannya adalah pengangkatan kista dengan reseksi
ovarium.
b) Kistoderma
ovari musinosum. Asal kista ini belum pasti, namun diduga berasal dari suatu
teratonema yang pertumbuhannya 1 elemen mengalahkan elemen yang lain atau
berasal dari epitel germinativum.
c) Kristoderma
ovari serosum. Berasal dari epitel permukaan ovarium. Bila kista terdapat
implantasi pada peritoneum disertai asites maka harus dianggap sebagai
neoplasma yang ganas dan 30% sampai 50% akan mengalami keganasan.
d) Kista
endrometroid. Kista biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding
dalam terdapat satu lapisan sel- sel yang menyerupai lapisan epitel
endometrium.
e) Kista
dermoid. Pada suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur- struktur
ektoderma dengan deferensiasi sempurna seperti epitel kulit, rambut, gigi dan
produk glandula sebastea putih menyerupai lemak nampak lebih menonjol daripada
elemen- elemen ektoderm. Tumor berasal dari sel telur melalui proses
patogenesis.
E. Penatalaksanaan
Pengobatan
kista ovarium biasanya adalah pengangkatan melalui tindakan bedah bila
ukurannyakurang dari 5 cm dan tampak terisi oleh cairan/ fisiologis pada pasien
muda yang sehat. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas
ovarium dan menghilangkan kista.
Sekitar
80% lesi yang pada wanita berusia 29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak,
setelah 50 tahun hanya 50% yang jinak. Perawatan paska operasi setelah
pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan
setelah pembedah abdomen dengan satu pengecualian. Penurunan tekanan intra
abdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah
pada distensi abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu
tingkat dengan memberikan guruta abdomen yang ketat.
F. Pemeriksaan
penunjang
1. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat
ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau
kandung kemih. Apakah tumor kistik atau solid dan dapatkah dibedakan pula
antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
2. Laparaskopi
Dengan laparaskopi, alat
teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan kecil dibawah pusar
untuk melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan
percontohan untuk biopsy.
3. Foto
rontgen
Pemeriksaan ini berguna
untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang- kadang
dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.
4. Parasentesis
Telah disebut bahwa fungsi
pada asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diingat bahwa tindakan
tersebut dapat mencemarkan kavum peritoneum dengan isi kista bila dinding
tertusuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar