LANDASAN
TEORI ENDOMETRIOSIS
A. Pengertian
Endometriosis
suatu
penyakit
dimana bercak bercak jaringan endometrium
tumbuh di luar rahim.
Padahal dalam keadaan normal
endometrium
hanya ditemukan di dalam lapisan rahim.
B. Klasifikasi Endometriosis
Menurut topografinya endometriosis dapat digolongkan, yaitu
sebagai berikut:
1. Endometriosis Interna, yaitu
endometriosis di dalam miometrium, lazim disebut Adenomiosis.
2. Endometriosis Eksterna, yaitu
endometriosis di luar uterus, lazim disebut ”true endometriosis”
Menurut letaknya endometriosis dapat digolongkan menjadi 3
golongan, yaitu
1.Endometriosis genetalia interna,
yaitu endometriosis yang letaknya di dalam uterus.
2.Endometriosis eksterna, yaitu
endometriosis yang letaknya di dinding belakang uterus, di bagian luar tuba dan
di ovarium.
3.Endometriosis genetalia eksterna,
yaitu endometriosis yang letaknya di pelvio peritonium dan di kavum douglas,
rekto sigmoid, kandung kencing.
C.
Etiologi
Sampai saat ini belum ada penyebab pasti dari endometriosis. Ada beberapa teori yang menerangkan terjadinya endometriosis, seperti :
Sampai saat ini belum ada penyebab pasti dari endometriosis. Ada beberapa teori yang menerangkan terjadinya endometriosis, seperti :
1. Teori implantasi yaitu implantasi
sel endometrium akibat regurgitasi transtuba pada saat menstruasi.
2. Teori metaplasia, yaitu metaplasia
sela multipotensial menjadi endometrium, namun teori ini tidak didukung bukti
klinis maupun eksperimen.
3. Teori induksi, yaitu kelanjutan
teori metaplasia dimana faktor biokimia indogen menginduksi perkembangan sel
peritoneal yang tidak diperesiansi menjadi jaringan endometrium (Mansjoer,
2001: 381).
4. Teori sistem kekebalan, kelainan
sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim.
5. Teori genetik, keluarga tertentu
memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap
endometriosis. Bahwa anak ataupun Anda penderita endometriosis beresiko besar
mengalami endometriosis sendiri.
6. Teori Retrograde menstruation
(menstruasi yang bergerak mundur) menurut teori ini, endometriosis terjadi
karena sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi mengalir
kembali melalui tuba ke dalam rongga pelvis.
D.
Tanda-Tanda dan Gejala
1. Nyeri perut bagian bawah dan di
daerah panggul progresif.
2. Disminorea (nyeri hebat di perut
bagian bawah saat haid yang menganggu aktifitas).
3. Dispareunea (nyeri ketika melakukan
hubungan seksual), disebabkan karena adanya endometriosis di kavum douglas.
4. Nyeri ketika buang air besar atau
kecil (disuria), khususnya pada saat menstruasi. Disebabkan karena adanya
endometriosis pada dinding rektosigmoid.
5. Poli dan hipermenorea (siklus lebih
pendek dari normal < 21 hari, darah lebih banyak atau lama dari normal lebih
dari 7 hari).
6. Infertilitas (kemandulan), apabila
mobilitas tuba terganggu karena fibriosis dan karena perlekatan jaringan
disekitarnya.
7. Menstruasi yang tidak teratur
(misalnya spoting sebelum menstruasi).
8. Haid yang banyak (menorragia)
E.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik, dan dipastikan dengan pemeriksaan laparoskopi (pemeriksaan yang sangat berguna untuk membedakan endometriosis dari kelainan-kelainan di pelvis). Laparoskopi turut membenarkan rawatan pembedahan bagi endometriosis. Kuldoskopi kurang bermanfaat terutama jika kavum douglas ikut serta dalam endometriosis. Pada endometriosis yang ditemukan pada lokasi seperti: forniks vaginae posterior, perineum, perlu laparotomi. Biopsi endometrium dapat memberi kepastian mengenai diagnosis. Pemeriksaan laboratorium pada endometriosis tidak memberi tanda yang khas, hanya apabila ada darah dalam tinja atau air kencing pada waktu haid dapat menjadi petunjuk tentang adanya endometriosis pada rektosigmoid atau kandung kencing. Sigmoidoskopi dan sistokospi dapat memperlihatkan tempat perdarahan pada waktu haid. Pembuatan foto rontgen dengan memasukkan barium dalam kolom dapat memberi gambaran dengan filling defect pemeriksaan panggul akan teraba adanya benjolan lunak yang seringkali ditemukan di dinding belakang vagina atau di daerah ovarium
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik, dan dipastikan dengan pemeriksaan laparoskopi (pemeriksaan yang sangat berguna untuk membedakan endometriosis dari kelainan-kelainan di pelvis). Laparoskopi turut membenarkan rawatan pembedahan bagi endometriosis. Kuldoskopi kurang bermanfaat terutama jika kavum douglas ikut serta dalam endometriosis. Pada endometriosis yang ditemukan pada lokasi seperti: forniks vaginae posterior, perineum, perlu laparotomi. Biopsi endometrium dapat memberi kepastian mengenai diagnosis. Pemeriksaan laboratorium pada endometriosis tidak memberi tanda yang khas, hanya apabila ada darah dalam tinja atau air kencing pada waktu haid dapat menjadi petunjuk tentang adanya endometriosis pada rektosigmoid atau kandung kencing. Sigmoidoskopi dan sistokospi dapat memperlihatkan tempat perdarahan pada waktu haid. Pembuatan foto rontgen dengan memasukkan barium dalam kolom dapat memberi gambaran dengan filling defect pemeriksaan panggul akan teraba adanya benjolan lunak yang seringkali ditemukan di dinding belakang vagina atau di daerah ovarium
Pemeriksaan
penunjang yang lain adalah: USG rahim, barium enema, CT scan atau MRI perut.
Untuk menentukan berat ringan endometriosis digunakan klasifikasi dari American
Fertility Society.
F. Diagnosa Banding
Tumor
ovarium,metastasis di kavum Douglas, mioma multipel, karsinoma rektum, dan
radang pelvis.
G.
Komplikasi
1.Obstruksi ginjal dan penurunan
fungsi ginjal karena endometriosis dekat kolom atau ureter.
2.Torsi ovarim atau ruptur ovarium
sehingga terjadi peritonitis karena endometrioma.
3.Catamenial seizure atau pneumotoraks
karena eksisi endometriosis.
H.
Penanganan
Penanganan endometriosis terdiri atas:
Penanganan endometriosis terdiri atas:
1. Pencegahan
2. Pengawasan
3. Terapi hormonal
4. Pembedahan
5. Radiasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar