Selasa, 14 Mei 2013

EROSI PORSIO N ULKUS PORSIO + ASKEB


E R O S I   P O R S I O

A.     Pengertian Erosi Porsio
Erosio porsiones (EP) adalah suatu proses peradangan atau suatu luka yang terjadi pada daerah porsio serviks uteri (mulut rahim). Penyebabnya bisa karena infeksi dengan kuman-kuman atau virus, bisa juga karena rangsangan zat kimia /alat tertentu; umumnya disebabkan oleh infeksi.
Erosi porsio atau disebut juga dengan erosi serviks adalah hilangnya sebagian/seluruh permukaan epitel squamous dari serviks. Jaringan yang normal pada permukaan dan atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami inflamasi dari kanalis serviks. Jaringan endoserviks ini berwarna merah dan granuler, sehingga serviks akan tampak merah, erosi dan terinfeksi. Erosi serviks dapat menjadi tanda awal dari kanker serviks. Erosi serviks dapat dibagi menjadi 3 :
1.      Erosi ringan : meliputi ≤ 1/3 total area servik
2.      Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area serviks
3.      Erosi berat : meliputi ≥ 2/3 total area serviks.

B.    Etiologi Erosi Porsio
1.    Keterpaparan suatu benda pada saat pemasangan AKDR. Pada saat pemasangan alat kontrasepsi yang digunakan tidak steril yang dapat menyebabkan infeksi. AKDR juga mengakibatkan bertambahnya volume dan lama haid (darah merupakan media subur untuk berkembangbiaknya kuman) penyebab terjadi infeksi.
2.    Infeksi pada masa reproduktif menyebabkan batas antara epitel canalis cervicalis dan epitel portio berpindah, infeksi juga dapat memyebabkan menipisnya epitel portio dan gampang terjadi erosi pada porsio (hubungan seksual).
3.    Pada masa reproduktif batas berpindah karena adanya infeksi (cervicitis, kolpitis).
4.    Rangsangan luar maka epitel gampang berapis banyak dan porsio mati dan diganti dengan epitel silinderis canalis servikalis. (Winkjosastro, Jakarta : 2005 Hal.

C.    Patofisiologi Terjadinya Erosi Porsio
Proses terjadinya erosi portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar misalnya IUD. IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi/koalugasi membran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah erosi portio. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio. Dari semua kejadian erosi portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim. Selain dan personal hygiene yang kurang, IUD juga dapat menyebabkan bertambahnya volume dan lama haid darah merupakan media subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan infeksi, dengan adanya infeksi dapat masuknya kuman dan menyebabkan infeksi. Dengan adanya infeksi dapat menyebabkan Epitel Portio menipis sehingga mudah menggalami Erosi Portio, yang ditandai dengan sekret bercampur darah, metorhagia, ostium uteri eksternum tampak kemerahan, sekret juga bercampur dengan nanah. (Winkjosastro, hanifa. Ilmu kandungan jilid I, YBPS-SP, Jakarta : 2005).

D.    Tanda dan Gejala
1.      Mayoritas tanpa gejala.
2.      Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi) yang terjadi :
a)     Setelah berhubungan seksual (poscoital).
b)     Diantara siklus menstruasi.
c)    Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih / kekuningan, dapat berbau jika disertai infeksi vagina.
3.      Erosi serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks meningkat secara signifikan, berbentuk mucus, mengandung banyak sel darah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks akan mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan sperma. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita.

E.     Penanganan Erosi Porsio
1.      Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio
2.      Melakukan penatalaksanaan pemberian obat.
Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri /streptokokus pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan jaringan lunak.
Ferofort 1 x 1 berfungsi untuk mengobati keputihan.
Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit















ASUHAN KEBIDANAN NY “H” DENGAN PERDARAHAN DI LUAR HAID (EROSI PORTIO) DI RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
TANGGAL 21 JANUARI 2013


Identifikasi Data Dasar
Identitas Pasien
Nama Istri      : Ny “H” /Tn “I”
Umur              : 35 tahun/40 tahun
Agama           : Islam/Islam
Suku                          : Jawa /Makassar
Pendidikan   : SMP/SMP
Pekerjaan      : IRT/Swasta
Alamat            : Sudiang Raya 

DATA SUBJEKTIF
1.     Keluhan Utama
Ibu mengeluh rasa sakit pada daerah genetalianya setelah 1 minggu pemasangan IUD pada tanggal 12 Januari 2012, keluar darah dari kemaluannya dan terdapat keputihan yang cukup banyak.
2.     Riwayat Haid
a.    Menarche     : 13 Tahun
b.    Siklus                        : Tidak teratur
c.    Lama             : 7 hari
3.     Riwayat Perkawinan
a.      Nikah                       : 1 kali
b.      Usia Menikah         : 20 tahun
c.      Lama menikah       : 15 tahun.
d.      Jumlah anak          : 2 anak
4.     Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan alat kontrasepsi IUD sejak 1 minggu yang lalu.
5.     Pola Kebiasaan Sehari – hari.
a.      Nutrisi          : Makan 3x sehari dengan porsi 2 piring nasi, sayur, dan lauk pauk, Minum air Putih + 7 gelas/hari
b.      Eliminasi     : BAK + 5x/hari, BAB 1x/hari
c.      Istirahat        : Tidur siang + 2jam/hari, Tidur malam + 8jam/hari
d.      Kebersihan : Mandi 2x/hari, Ganti baju dan celana dalam 2x/hari.
6.     Keadaan Psikologi
Ibu mengatakan cemas dengan keadaan yang dialami.

DATA OBJEKTIF
Tanggal  21 Januari 2013, pukul 09.35 wita
1.     Pemeriksaan Umum
a.      Keadaan Umum    :  baik
b.      Kesadaran              : compos mentis
c.      Tanda – Tanda Vital
TD  : 110/60 mmHg
S    : 37,5C
R    : 19 x/menit
N    : 80 x/menit
2.     Pemeriksaan Fisik
Muka                   :  tidak pucat dan tidak oedem.
Mata                    : Sklera putih, Conjungtiva tampak anemis
Ekstremitas        : Kuku  terlihat pucat.
3.     Pemeriksaan inspekulo
Pada pemeriksaan terlihat vulva vagina tidak ada kelainan, portio terlihat merah menyala dan mudah berdarah, terdapat keputihan berwarna kekuningan dan berbau.
4.     Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 10,5 gr/dL



ANALISIS
Diagnosa       : Ny. H usia 35 th dengan erosi portio dam anemia ringan
Masalah potensial     : Cervisitis dan anemia sedang

PENATALAKSANAAN
Tanggal  21 Januari 2013, pukul 09.35 wita
1.     Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
2.     Menjelaskan pada ibu faktor yang berkaitan yaitu penggunaan IUD yang terlalu lama dan tanpa kontrol yang dikarenakan IUD yang berkarat, gesekan benang dan posisi IUD yang tidak tepat, perilaku seksual yang tidak sehat seperti sering berganti pasangan dan juga frekuensi coitus yang terlalu sering, Trauma pada portio bia karena IUD atau trauma saat Coitus.
3.     Jelaskan pada ibu tentang gejala akibat perdarahan dan keputihan.
4.     Melepaskan  IUD untuk mengurangi perdarahan dan nyeri
5.     Memberikan ibu therapy albotyl untuk menjaga hygiene terutama daerah kemaluan (portio)
6.     Kolaborasi  dengan Dokter Obgyn untuk pemberian antibiotik untuk mengurangi terjadinya infeksi.
7.     Memberikan tablet Fe 1X1
8.     Menganjurkan ibu untuk menjaga personal Hygiene dengan mengganti pakaian dalam/pembalut setiap kali kotor dan basah..
9.     Anjurkan ibu makan rnakanan bergizi / TKTP.
10.  Anjurkan ibu untuk Pap Smear tiap 6 bulan sekali.
11.  Kolaborasi dengan dokter obgyn tentang terapi penyakit dan pengobatan­
12.  Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu kemudian untuk memantau perkembangan keadaan yang dialami.





ULKUS PORTIO

A.     Pengertian Ulkus Portio
   Portio merupakan salah satu bagian dari servik. Dimana pada porsio bisa terjadi berbagai penyakit, salah satunya seperti Ulkus Porsio.
Ulkus Porsio ialah adanya sekitar ostiu uteri eksternum suatu berwarna merah menyala dan agak mudah berdarah.
Ulkus porsio adalah pengisikan mulut rahim yang disebabkan oleh karena manipulasi atau keterpaparan oleh benda yang dapat mengakibatkan menjadi radang dan lama–lama menjadi infeksi.
Definisi dari Ulkus portio adalah suatu perdarahan dan luka yang terjadi pada portio, biasanya berwana merah dengan batas yang tidak jelas pada ostium uteri eksternum ( OUE ).

B.    Etiologi
Ada beberapa penyebab yang menyebabkan terjadinya ulkus portio, antara lain :
1.      Perlakuan seksual yang tidak sehat.
2.      Manipulasi penis juga dapat menyebabkan ulkus portio, karena pada saat coitus gerakan penis yang kurang sesuai dengan vagina wanita, dapat menyebabkan gesekan dan benturan yang terlalu kuat sehingga portio menjadi terluka.
3.      Keterpaparan suatu benda pada sat pemasangan AKDR.
4.      Pada saat pemasangan alat kontrasepsi  yang digunakan tidak steril yang dapat menyababkan infeksi.
5.      AKDR juga mengakibatkan bertambahnya volume dan lama haid (darah merupakan media subur untuk berkembangbiaknya kuman) penyebab terjadi infeksi.
6.      Infeksi pada masa reproduktif menyebabkan batas antara epitel canalis cervicalis dan epitel portio berpindah, infeksi juga dapat memyebabkan menipisnya epitel portio dan gampang terjadi erosi pada porsio (hubungan seksual).
7.      Pada masa reproduktif batas berpindah karena adanya infeksi (cervicitis, kolpitis).

C.    Patofisiologi
Proses terjadinya ulkus portio dapat disebabkan karena adanya rangsangan dari luar, misalnya pemasangan IUD. Karena pada IUD mengandung polyethilen yang sudah berkarat dan membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga terjadi denaturasi atau koalugasi membran sel. Sehingga terjadi erosi portio. Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal, sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah ulkus portio dan akhir nya menjadi ulkus.
Dari posisi IUD yang tidak tepat, menyebabkan reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio. Dari semua kejadian ulkus portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher rahim.
Selain dan personal hygiene yang kurang, IUD juga dapat menyebabkan bertambahnya volume dan lama haid darah merupakan media subur untuk masuknya kuman dan menyebabkan infeksi, dengan adanya infeksi dapat masuknya kuman dan menyebabkan infeksi.
Dengan adanya infeksi dapat menyebabkan Epitel Portio menipis sehingga mudah menggalami Erosi Portio, yang ditandai dengan sekret bercampur darah, metrorhagia, ostium uteri eksternum tampak kemerahan, sekret juga bercampur dengan nanah. (Winkjosastro, hanifa. Ilmu kandungan jilid I, YBPS-SP, Jakarta : 2005).

D.    Tanda dan Gejala
1.    Portio terlihat kemerahan dengan batas yang tidak jelas.
2.    Adanya kontak blooding.
3.    Portio teraba tidak rata.
4.    Pada perlukaan portio bisa tertutup cairan atau lendir.
5.    Berwujud gumpalan- gumpalan seperti bunga kol.
6.    Dapat dengan mudah berdarah atau tidak.
7.    Sekret bercampur darah setelah bersenggama.
8.    Portio uterus disekitar ostium uteri eksternum tampak daerah kemerah-merahan yang sulit dipisahkan secara jelas dan Epitel Portio.

E.     Penanganan
1.      Membatasi hubungan suami istri
Adanya ulkus porsio membuat portio mudah sekali berdarah setiap kali mengalami gesekan sekecil apapun, sehingga sebaiknya koitus dihindari sampai ulkus sembuh.
2.      Menjaga kebersihan vagina.
Bila kebersihan vagina tidak dijaga, maka akan dapat memperburuk kondisi portio, sebab akan semakin rentan terkena infeksi lainnya.
3.      Lama pemakaian IUD harus diperhatikan.













ASUHAN KEBIDANAN NY “I” DENGAN PERDARAHAN DI LUAR HAID (ULKUS PORTIO) DI RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
TANGGAL 21 JANUARI 2013

Top of Form

Identifikasi Data Dasar
Identitas Pasien
Nama Istri      : Ny “I” /Tn “I”
Umur              : 37 tahun/40 tahun
Agama           : Islam/Islam
Suku                          : Bugis /Makassar
Pendidikan   : SMP/SMA
Pekerjaan      : IRT/Swasta
Alamat            : Perintis Kemerdekaan

DATA SUBJEKTIF
1.     Keluhan Utama
a.    Ibu menegeluh terdapat perdarahan saat melakukan hubungan seksual dan keputihan
b.    Ibu mengeluh rasa sakit pada daerah genetalianya setelah 1 minggu pemasangan IUD pada tanggal 12 Januari 2012, keluar darah dari kemaluannya dan terdapat keputihan yang cukup banyak.
2.     Riwayat Haid
a.      Menarche    : 13 Tahun
b.      Siklus           : Tidak teratur
c.      Lama            : 7 hari
d.      Konsistensi : Cair, Bau anyir khas darah
3.     Riwayat Perkawinan
a.      Nikah                       : 1 kali
b.      Usia Menikah         : 20 tahun
c.      Lama menikah       : 17 tahun.
d.      Jumlah anak          : 3 anak
4.     Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan alat kontrasepsi IUD sejak 1 minggu yang lalu.
5.     Pola Kebiasaan Sehari – hari.
a.      Nutrisi     : Makan 3x sehari dengan porsi 1 piring nasi, sayur, dan lauk pauk, Minum air Putih + 7 gelas/hari
b.      Eliminasi     : BAK + 5x/hari, BAB 1x/hari
c.      Istirahat     : Tidur siang + 2jam/hari, Tidur malam + 8jam/hari
d.      Kebersihan     : Mandi 2x/hari, Ganti baju dan celana dalam 2x/hari.
6.     Keadaan Psikologi
Ibu mengatakan cemas dengan keadaan yang dialami.

DATA OBJEKTIF
1.     Pemeriksaan Umum
a.      Keadaan Umum    :  baik
b.      Kesadaran              : compos mentis
c.      Tanda – Tanda Vital
TD  : 100/60 mmHg
S    : 37,5C
R    : 19 x/menit
N    : 80 x/menit
2.     Pemeriksaan Fisik
Muka                   :  tidak pucat dan tidak oedem.
Mata                    : Sklera putih, Conjungtiva tampak anemis
Ekstremitas        : Kuku  terlihat pucat.
3.     Pemeriksaan inspekulo
Pada pemeriksaan terlihat vulva vagina tidak ada kelainan, perdarahan dan luka  pada portio berwana merah dengan batas yang tidak jelas pada ostium uteri eksternum ( OUE ).
4.     Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 10,9 gr/dL

ANALISIS
Diagnosa       : Ny. H usia 35 th dengan ulkus portio dan anemia ringan
Masalah potensial     : Ca Cerviks dan anemia sedang

PENATALAKSANAAN
Tanggal  21 Januari 2013, pukul 09.35 wita
1.     Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu.
2.     Menjelaskan pada ibu faktor yang berkaitan yaitu penggunaan IUD yang terlalu lama dan tanpa kontrol yang dikarenakan IUD yang berkarat, gesekan benang dan posisi IUD yang tidak tepat, perilaku seksual yang tidak sehat seperti sering berganti pasangan dan juga frekuensi coitus yang terlalu sering, Trauma pada portio bia karena IUD atau trauma saat Coitus.
3.     Jelaskan pada ibu tentang gejala akibat perdarahan dan keputihan.
4.     Melepaskan  IUD untuk mengurangi perdarahan dan nyeri.
5.     Memberikan ibu therapy albotyl untuk menjaga hygiene terutama daerah kemaluan (portio).
6.     Kolaborasi  dengan Dokter Obgyn untuk pemberian antibiotik untuk mengurangi terjadinya infeksi.
7.     Memberikan tablet Fe 1X1.
8.     Menganjurkan ibu untuk menjaga personal Hygiene dengan mengganti pakaian dalam/pembalut setiap kali kotor dan basah.
9.     Anjurkan ibu makan rnakanan bergizi / TKTP.
10.  Anjurkan ibu untuk Pap Smear tiap 6 bulan sekali.
11.  Kolaborasi dengan dokter obgyn tentang terapi penyakit dan pengobatan­
12.  Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu kemudian untuk memantau perkembangan keadaan yang dialami.




DAFTAR PUSTAKA


Manuaba, Ida bagus.2004.Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Gynekologi edisi II Jakarta;EGC.
Wiknjosastro, Hanifa.2005. Ilmu kandungan.Jakarta :yayasan bina pustaka sarwono prawirihardjo.
Sylvia A.Drice.Lorraine M Wilson.2005.Patofisiologi Volume II.Konsep Klinis Proses Proses Penyakit.Jakarta ;EGC.
Tiran, Denise.2005.Kamus Saku Bidan.Jakarta :EGC.
http://ulkusportio.org/
http://ayurei.wordpress.com.akses tanggal 10 Maret 2013

Tidak ada komentar: