PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Pengajaran tradisional
berpusat pada metode imposisi, yakni pengajaran yang hanya sebatas
menyampaikan hal-hal yang dianggap penting oleh guru bagi siswanya,
tidak mempertimbangkan kesesuaian
bahan pelajaran dengan
kesanggupan, kebutuhan, minat,
dan tingkat perkembangan
serta pemahaman siswa. Namun,
seiring dengan temuan-temuan baru dalam bidang psikologi kepribadian dan tingkahlaku
manusia, serta perkembangan ilmu pendidikan mengubah cara pandang tersebut.
Peran pengajar diubah dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai
fasilitator dan siswa ditempatkan sebagai subjek belajar sesuai bakat, minat,
dan kemampuan yang dimiliki dengan maksud agar peserta didik dapat
mengembangkan dirinya sesuai kebutuhan yang akan mendorong untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
1
|
Proses motivasi dalam
belajar sangat ditentukan oleh minat. Minat yang besar terhadap sesuatu
terutama dalam belajar akan mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan.
Minat sangat besifat pribadi dan berasal dari diri siswa sendiri. Kegiatan yang
diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang.
Seorang siswa yang menaruh minat terhadap mata pelajaran tertentu akan
memusatkan perhatian lebih banyak dari pada siswa lain. Pemusatan perhatian
yang intensif terhadap materi memungkinkan untuk belajar lebih giat dan
mencapai prestasi yang diinginkan (Muhibbin, 2009).
Dalam proses belajar
mengajar, motivasi merupakan salah satu faktor yang diduga besar pengaruhnya
terhadap hasil belajar. Siswa yang motivasinya tinggi diduga akan memperoleh
hasil belajar yang baik. Siswa yang termotivasi dengan baik dalam belajar
melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan Siswa yang
kurang termotivasi dalam belajar. Prestasi yang diraih akan lebih baik apabila mempunyai
motivasi yang tinggi.(Nasution dalam Djamarah, 2008)
Di MTS No. 5 Ongkoe
dengan jumlah keseluruhan Siswa kelas I, II, III sebanyak 162 orang, aspek kualitas tampak sudah
menjadi kesepakatan para pendirinya sejak awal. Hal tersebut
tampak dari ketersediaan fasilitas pembelajaran seperti Perpustakaan, dan Lab komputer sebagai alat untuk menambah
ilmu pengetahuan yang terbaru/evidence
based.
Hasil prestasi belajar
kelas II MTS No.5 Ongkoe menunjukkan dari 65 sampel nilai raport yang diambil
diperoleh nilai rata-rata siswa 75,00, sebanyak 52,3 % atau sebanyak 34 siswa
yang memliki nilai di bawah rata-rata, sebanyak 31 siswa (47,7 %) yang memiliki nilai
di atas rata-rata. Dari hasil tersebut lebih dari 50% siswa yang memperoleh
nilai <75,00. Kondisi tersebut belum diketahui apa penyebabnya dan apakah
ada hubungan dengan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan data di atas
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan motivasi
belajar dengan prestasi belajar siswa kelas II MTS No.5 Ongkoe.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian
latar belakang di atas , maka dilakukan penelitian dengan merumuskan masalah,
yaitu apakah ada hubungan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar Siswa Kelas II MTS No 5 Ongkoe ?
C. Tujuan
Penelitian
1.
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui hubungan motivasi dengan prestasi belajar Siswa Kelas II MTS No.5
Ongkoe
2.
Tujuan Khusus
a. Untuk
mengetahui motivasi belajar Siswa Kelas II MTS No.5 Ongkoe Tahun Ajaran 2013
b. Untuk
mengetahui prestasi belajar Siswa Kelas II MTS No.5 Ongkoe Tahun Ajaran 2013
c. Untuk
mengetahui hubungan motivasi dengan prestasi belajar Siswa Kelas II MTS No.5
Ongkoe Tahun Ajaran 2013.
D. Manfaat
Penelitian
Manfaat
penelitian ini :
1.
Bagi penulis
Penelitian
ini merupakan proses belajar sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai pendidikan.
2.
Bagi instansi pendidikan
Diharapkan
penelitian ini menjadi refleksi untuk meningkatkan kualitas pendidikan MTS No.5 Ongkoe
3.
Bagi tenaga pendidik
Diharapkan tenaga
Pendidik lebih memahami kebutuhan peserta didik dalam proses pembelajaran dan
dapat meminimalkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.KELANJUTANNYA....KIRIM EMAIL DI harlindaiffah@ymail.com....thanks